4. Kerugian Jangka Panjang selama 6 Bulan: Rp7.500.000.000
Total Perkiraan Kerugian dalam 1 Bulan:
Rp1.000.000.000 + Rp9.375.000.000 + Rp1.250.000.000 = Rp11.625.000.000
Total Perkiraan Kerugian dalam 6 Bulan (dengan kerugian jangka panjang):
(Rp11.625.000.000 x 6) + Rp7.500.000.000 = Rp77.250.000.000
Perkiraan kerugian ekonomi yang dialami oleh para pelaku pariwisata di Gili Meno dan Gili Trawangan akibat krisis air bersih mencapai sekitar Rp11,6 miliar per bulan dan bisa mencapai hingga Rp77,25 miliar dalam periode enam bulan.
"Kerugian ini mencakup penurunan kunjungan wisatawan, biaya operasional tambahan, dan dampak jangka panjang terhadap reputasi pariwisata," kata Taufan, Rabu 912/6/2024).
Masalah air ini juga berdampak jangka panjang pada reputasi pariwisata Gili Meno. Wisatawan yang mengalami kesulitan selama kunjungan mereka cenderung tidak akan kembali dan dapat memberikan ulasan negatif, yang memperburuk citra pariwisata pulau tersebut.
Proses pemulihan kepercayaan wisatawan bisa memakan waktu lama, meskipun masalah air sudah teratasi
Upaya dan Solusi yang Diperlukan
Untuk mengatasi krisis ini, beberapa langkah perlu diambil segera untuk mengatasi kondisi darurat disana :
1. Distribusi Air dari Daratan
Pemerintah KLU dan Pemprov perlu memikirkan cara distribusi air yang paling ekonomis dari daratan ke Gili selain menggunakan cara yang selama ini dianggap mahal.
2. Pendekatan Jangka Panjang
Ada kebutuhan mendesak untuk solusi jangka panjang yang lebih berkelanjutan, seperti pengembangan infrastruktur pengolahan air yang tidak hanya bergantung pada satu perusahaan dilakukan peningkatan kerjasama antara swasta dengan PDAM setempat, dan pengaturan tarif yang lebih adil untuk masyarakat dan pengusaha
3. Peran Pemerintah