Travel

Pendakian Gunung Sumbing via Nepal Van Java Dusun Butuh Kaliangkrik: Nyaris Terjun ke Jurang

Editor: Eko Priyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TribunTangerang.com (jaket biru) berada di Puncak Sejati Gunung Sumbing via Dusun Butuh Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Sebelum mencapai Puncak Sejati, Anda bakal menemukan pertigaan. Ke kiri merupakan rute menuju Puncak Sejati yang berada di ketinggian 3.371 mdpl.

Ke mana jika belok kanan yang diambil? Belok kanan adalah jalan menuju sabana, kawah, dan Puncak Rajawali.

Kami tiba di Puncak Sejati pukul 11.00 WIB. Dua rekan saya, Bandung dan Vinkan, setengah jam lebih cepat tiba di puncak.

Saya dan Anggit lama beristirahat dan sempat tertidur 15 menit di jalur pendakian.

Menikmati perjalanan menuju Puncak Sejati Gunung Sumbing via Kaliangkrik. (TribunTangerang.com/Eko Priyono)

Di puncak, kami menikmati pemandangan langit biru dengan gugusan Gunung Merapi, Ungaran, dan Merbabu.

Percobaan "jalur baru"

Saya dan Anggit menikmati panas terik berpadu pemandangan alam di Puncak Sejati hingga pukul 12.30 WIB.

Sedangkan Bandung dan Vinkan 20 menit lebih dulu turun menuju Pos 3. Dari puncak menuju Pos 3 tempat kami menginap normalnya melewati Pos 4 terlebih dulu.

Namun lantaran keterbatasan diri alias fisik jompo, kami memakai jalan pintas.

Modalnya: melihat dua pemuda asal Pati--yang kami kenal di jalur pendakian--serta rumput yang rebahan.

Sembari menahan nyeri di lutut, kerongkongan-bibir yang mengering karena persediaan air habis, kami menuruni jalur yang sebelumnya dipakai sewaktu mendaki.

Jalur menuju Pos 4 semestinya ada di sisi kiri namun jalannya memutar.

Sedangkan apa yang saya dan Anggit saksikan sungguh melenakan; dua pemuda Pati berhasil membelah satu punggungan setelah mengambil jalur di sisi kanan.

Mereka sudah jauh di bawah sedangkan kami saling bertatapan di jalur tanah berpasir di bawah semburat matahari.

Jadilah rencana berubah! Kami mengekor jalur mereka. Cara ini tak sepenuhnya mulus karena jalur curam yang dilintasi dikepung ilalang.

Kami mengikuti jalan yang rumputnya berbaring. Rumput merebah rupanya licin bila diinjak atau berdiri di atasnya.

Jadi cara turun kami pun berbeda, ngesot, mengandalkan pantat, ngeremnya pakai kaki dan tangan. Mirip anak-anak main perosotan.

Jalur turun Gunung Sumbing via Kaliangkrik tanpa melewati Pos 4. Dilarang melewati jalur ini bila cuaca tak mendukung dan tak dibekali pengalaman mendaki gunung. (TribunTangerang.com/Eko Priyono)

Singkat cerita, kami tiba di gundukan batu yang sempat kami tandai dalam perjalanan menuju puncak. Persis di area bebatuan.

Pos 4 sudah jauh dilewati. Bila musim hujan, rasanya batu-batuan itu menjelma sungai. Di sana kami mengambil air dari kubangan.

Yang jelas kami berhasil memotong satu punggungan. Perlu dicatat, kami berani menempuh cara ini karena cuacanya mendukung dari awal attack summit hingga turun.

Selain itu ketika menuruni puncak, terlihat jalan setapak yang sepertinya pernah dilintasi orang lain.

Posisinya ada di punggungan sebelah kanan jalur normal. Panduan lain adalah flysheet tenda oranye yg mudah dikenali.

Flysheet itu menutupi tenda kami. Bila alam tak mendukung, sungguh kami tak akan memaksa diri.

Sedikit lambat tapi selamat jauh lebih penting ketimbang cepat namun riwayat tamat.

Kami akhirnya tiba di tenda pukul 15.55 WIB karena lama beristirahat di area bebatuan.

Begitu tiba, kami disuguhi buah mangga diiris dicampur nata de coco. Seger rasanya, maknyus.

Kami menginap semalam lagi di Pos 3 karena mengukur kemampuan. Minggu (19/11/2023) pukul 09.15 WIB, kami turun menuju basecamp.

Pukul 10.00 WIB, kami tiba di Pos 2. Jam 11.15 sudah di Pos 1 dan tiba di basecamp pukul 13.00 WIB. Pukul 15.00 WIB, kami bertolak menuju Jakarta.

Estimasi Waktu Pendakian Gunung Sumbing via Butuh Kaliangkrik:

  • Basecamp-Pos 1: Sekitar 1 jam (jalan kaki)
  • Basecamp-Pos 1: 30 menit (naik ojek)
  • Pos 1-Pos 2: Sekitar 1 jam 30 menit
  • Pos 2-Pos 3: Sekitar 1 jam 30 menit
  • Pos 3-Pos 4: Sekitar 2 jam
  • Pos 4-Puncak Sejati: Sekitar 2 jam 

Catatan: Waktu tempuh bisa berbeda-beda di antara pendaki, tergantung kondisi fisik dan lama istirahat yang diambil

Dapatkan Informasi lain dari TribunTangerang.com via saluran WhatsApp

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News ya