Digunduli karena Rambut Tak Terawat dan Berkutu, Siswi SD Ogah Sekolah, Disdikpora Panggil sang Guru

Editor: Joseph Wesly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswi SD digunduli karena rambut berkutu dan tidak terawat.

Siswi SD di Cianjur, Jawa Barat dibotaki guru karena rambunya banyak kutu tampak murung dan tidak mau sekolah. Korban alami trauma setelah dibotaki pulang ke rumah dengan menangis.

Dalam rekaman video, laki-laki yang diduga ayah siswi tersebut mengatakan, anak tersebut digunduli oleh gurunya sepulang sekolah karena anak tersebut punya banyak kutu di kepala.

"Alasan digundulinya katanya banyak kutunya. Ibu bapak guru yang saya hormati, apa tidak ada cara lain selain digunduli kayak begini?" ujar perekam video.

Pria itu mengatakan, karena perisitwa itu, siswi tersebut tidak mau sekolah. 

Baca juga: Kronologi Guru SD di Wonosobo Dipolisikan Orang Tua Murid, Dimintai Uang Damai Rp70 Juta

"Gimana kalau sudah begini, ada tanggung jawabnya tidak? Anak ini sekolahnya di SDN Babakan, Mekarwangi. Gimana ibu bapak guru kalau sudah begini? Saya melihatnya juga sudah sakit hati, sakit," ujar perekam. 

Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Aripin membenarkan kejadian tersebut.

Dia telah meminta guru yang membotaki siswi tersebut mendatangi rumah orangtua murid didampingi koordinator pendidikan serta kepala sekolah.

 "Saya sedang perintahkan kordik pengawasan Kepala Sekolah dan guru untuk datang ke rumah murid tersebut untuk meminta maaf," ucapnya saat dihubungi wartawan, Rabu (6/11/2024).

Adanya kejadian tersebut lanjut dia, pihaknya nanti akan secara utuh memberikan keterangan lebih detail setelah ada informai dari kordik, pengawas yang mendatangi rumah murid tersebut.

 "Alasan dari gurunya, kondisi rambut anak tersebut memang kurang terurus, gimbal, dan banyak kutu. Mungkin karena kurang terurus orangtuanya, dan infomasi ibu murid itu ada di luar kota," katanya.

Guru gara-gara Rambut Berkutu Arifin menambahkan, mungkin niat dari guru tersebut memang baik, namun caranya yang salah. Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News