Dipecat PDIP setelah Menang Pilgub Sumut, Menantu Jokowi Bobby Nasution Pamer Partai Baru

Editor: Joseph Wesly
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon gubernur Sumut nomor urut 1 yang juga Walikota Medan, Bobby Nasution saat diwawancarai wartawan usai meninjau pasar murah di Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Selasa (17/12/2024)

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Wali Kota Medan, Bobby Nasution santai dipecat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dari keanggotaan partai, Sabtu (14/12/2024).

Namun PDIP mengumumkan pemecatan terhadap Bobby, Jokowi dan Gibran pada Senin (16/12/2014).

Menanggapi pemecatan tersebut, Bobby tidak bersedih.

Bobby Nasution diduga sudah mengetahui dirinya akan dipecat jauh hari sebelum benar-benar dipecat PDIP.

Bobby kini ternyata mengantongi Kartu Tanda Anggota partai politik baru/

Partai ini juga sebelumnya sudah mengusung Bobby saat maju di Pilkada Sumut.

Bobby kini ternyata sudah menjadi kader partai berlambang garuda yakni Partai Gerindra.

Menantu Jokowi ini sudah bergabung dengan Partai Gerindra sejak Senin (20/5/2024).

Artinya Bobby sudah bergabung dengan partai besutan Prabowo selama enam tujuh bulan sebelum dipecat PDIP.

Kepadawa wartawan, suami Kahiyang Ayu ini mengaku sudah menjadi kader Gerindra.

"Saya kan kader Gerindra sekarang, sudah dari kemarin, bukan dari sekarang," ujar Bobby kepada wartawan usai menghadiri acara Silaturahmi Forkopimda Sumut di Hotel Grand Mercure, Medan, Selasa (17/12/2024).

Namun meski sudah dipecat, hubungannya dengan kader PDIP masih sama sepeti sebelumnya.

Baca juga: Menang Pilkada Sumut, Ini Respons Menantu Jokowi, Bobby Nasution Dipecat PDIP

Terkait hubungannya dengan PDIP di Medan maupun Sumatera Utara, Bobby menyebut sejauh ini masih berjalan baik.

"Tadi juga duduk (di acara silaturahmi Forkopimda) sama Ketua DPRD Medan, kan ketuanya dari PDIP," katanya.

Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Bobby memenangkan Pilkada Sumut dan mengalahkan Edy Rahmayadi.

Bobby-Surya unggul dengan perolehan 3.645.611 suara. Bobby-Surya diketahui unggul di 30 dari 33 kabupaten/kota di Sumut.

Sementara Edy-Hasan memperoleh 2.009.311 suara. Edy-Hasan unggul di 3 dari 33 kabupaten/kota di Sumut.

Sebelumnya, Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP, Komarudin, mengumumkan pemecatan Bobby pada Senin (16/12/2024).

Bobby dipecat karena mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.

Sikap ini dinilai bertentangan dengan keputusan PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai pasangan capres dan cawapres.

Baca juga: 4 Anggota DPRD Tapteng Dipecat PDIP karena Tidak Dukung Masinton Pasaribu di Pilkada Tapteng

"Dia tidak mematuhi keputusan DPP Partai terkait dukungan calon presiden dan wakil presiden pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang diusung oleh PDIP pada Pemilu 2024, dengan mendukung calon presiden dan calon wakil presiden dari partai politik lain (Koalisi Indonesia Maju)," demikian bunyi surat keputusan pemecatan yang diterima Kompas.com, Senin (16/12/2024).

Padahal, saat mencalonkan diri sebagai Wali Kota Medan pada 2020, PDIP menjadi partai pengusung Bobby Nasution.

Selain Bobby, PDIP juga memecat mantan Presiden Joko Widodo, mertua Bobby, dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan ipar Bobby.

PDIP Pecat Jokowi, Gibran dan Bobby

Partai Banteng juga memecat presiden ke-7 RI Joko Widodo, Wapres Gibran Rakabuming Raka dan pemenang Pilgub Sumut, Bobby Nasution.

Baca juga: Daftar 27 Kader PDIP yang Dipecat, Ada Jokowi, Gibran hingga Effendi Simbolon

Bobby adalah menantu Jokowi yang merupakan suami Kahiyang Ayu. Bobby Nasution berdasarka rekap KPU Sumut memenangkan Pilkada Sumut.

Bobby sebelumya diusung PDIP menjadi Wali Kota Medan.

Ke-27 kader tersebut dipecat Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024.

PDIP menyebut memecat Jokowi karena menyalahgunakan kekuasaan dan merusak demokrasi. 

Sedangkan pemecatan Wapres Gibran Rakabuming Raka karena maju dari partai politik lain saat Pilpres.

Gibran mendampingi Prabowo Subianto saat Pilpres. Padahal PDIP mengusung Ganjar dan Mahfud MD di Pilpres.

Sebelumnya Gibran adalah Wali Kota Solo yang diusung oleh PDIP.

Surat pemecatan tersebut ditandatangani Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto pada 14 Desember 2024 sebelum diumumkan Ketua DPP Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun. 

Selain itu, Komarudin mengatakan, sikap, tindakan, dan perbuatan Jokowi juga melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai 2019.

"Sdr. Joko Widodo, selaku Kader PDI Perjuangan yang ditugaskan oleh Partai sebagai Presiden Republik Indonesia Masa Bakti 2014-2019 dan 2019-2024, telah melanggar AD/ ART Partai Tahun 2019 serta Kode Etik dan Disiplin Partai dengan melawan terang-terangan terhadap keputusan DPP Partai terkait dukungan Calon Presiden dan Wakil Presiden pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang diusung oleh PDI Perjuangan pada Pemilu 2024, dan mendukung Calon Presiden dan Wakil Presiden dari partai politik lain (Koalisi Indonesia Maju)," jelas Komarudin, dikutip dari Kompas.com, Senin.

Sementara Gibran Rakabuming Raka dipecat karena melanggar etik partai karena maju calon wakil presiden 2024 dari partai lain.

Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Gibran maju berpasangan dengan Prabowo Subianto dan diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Adapun Bobby Nasution dipecat lantaran maju sebagai calon gubernur Sumatera Utara (Sumut) dari partai lain.

Baca juga: Jokowi Santai Dipecat PDIP karena Disebut Menyalahgunakan Kekuasan, Lakukan Hal Ini di Mal Jakarta

Bobby maju di Pilkada Sumut 2024 diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus.

4 Anggota DPRD Tangsel Dipecat

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) resmi memecat 27 kadernya.

Dari 27 yang dipecat, 4 di antaranya adalah anggota DPRD Tapanuli Tengah. Keempatnya dipecat karena dianggap tidak mengikuti peritah partai atau mbalelo.

Keempat kader yang dipecat itu yakni: 

1. Arimitara Halawa

Arimitara Halawa merupakan kader PDIP Asal daerah Tapanuli Tengah. Dia dipecat karena melanggar etik Partai tidak mendukung Calon Pilkada 2024 dari PDI Perjuangan 

2. Camelia Neneng Susanty Sinurat. Camelia Neneng Susanty Sinurat kader PDIP asal Tapanuli Tengah.

Dia melanggar etik Partai tidak mendukung Calon Pilkada 2024 dari PDI Perjuangan

3. Sihol Marudut Siregar. Sihol Marudut Siregar adalah kader PDIP asal daerah Tapanuli Tengah.

Dia disebut melanggar etik Partai tidak mendukung Calon Pilkada 2024 dari PDI Perjuangan

Baca juga: Jokowi, Gibran dan Bobby Dipecat Sebagai Kader PDIP: Kami Tidak Ada Lagi Hubungan dengan Joko Widodo

4. Weski Omega Simanungkalit. Weski Omega Simanungkalit adalah kader asal daerah Tapanuli Tengah.

Dia melanggar etik Partai tidak mendukung Calon Pilkada 2024 dari PDI Perjuangan.

Berseteru dengan Masinton 

Pemecatan terhadap keempat kader ini terjadi berawal dari perseteruan calon bupati Tapteng yang juga kader PDI-P Masinton Pasaribu dan kader PDIP bernama Camelia Neneng Susanty Sinurat.

Camelia Neneng Susanty Sinurat saat itu merupakan Wakil Ketua DPRD Tapanuli Tengah (Tapteng) dari fraksi PDI-P.

Camelia melaporkan Masinton Pasaribu karena menarik bajunya. 

Kaget ditarik hingga kancing bajunya terlepas, Camelia mengaku menangis dan akhirnya melaporkan eks anggota DPR RI tersebut ke Polrestabes Medan.

Anggota DPRD Tapteng dari fraksi PDI-P Ari Mitara Halawa, mengatakan, peristiwa itu terjadi di Sibolang Durian, Jalan Iskandar Muda, Kota Medan, Minggu (6/10/2024).

Dia menceritakan, mulanya sejumlah kader PDI-P datang ke Sibolang usai mengikuti rapat kerja daerah khusus (Rakerdasus) di Hotel Adimulia.

“Semalam, habis raker kami makan durian ke Bolang. Sewaktu mau pulang dari situ, Pak Masinton memanggil kami,” kata Ari saat diwawancarai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pirngadi, Senin (7/10/2024).

“Kami ditanyai, ‘kenapa kamu tidak tegak lurus? Terus saya tanya, kenapa? Lalu dia bilang, ‘gak usah kau bawa-bawa lambang PDI-P itu kalau kau tak mau jujur’. Ya saya jawab, 'siap, saya salah, Pak,” sambungnya.

Menurut Ari, saat itu Masinton menyinggung soal Pilkada Tapteng. Sebagaimana diketahui, Masinton maju sebagai calon bupati Tapteng bersama wakilnya, Mahmud Efendi.

Namun Ari dianggap tak mendukung perjuangan Masinton.

Setelah itu, Masinton beralih ke Camelia. Pertanyaan serupa juga ditanyakan Masinton ke Camelia. “Kenapa kau tidak tegak lurus? Buka bajumu itu kalau kau tak mau tegak lurus,” kata Ari menirukan perkataan Masinton.

“Di situ lah, dia (Masinton) mencengkram bajunya (Camelia) sampai putus (tiga) kancing bajunya. Itu kemeja PDI-P (yang dipakai Camelia). Kakak (Camelia) itu terpelongo aja, diam,” sambungnya.

Tak lama, Ari bersama Camelia berpamitan pulang ke Sibolga. Di perjalanan, masih di Medan, Camelia menangis di dalam mobil.

Camelia menghubungi suaminya dan disarankan untuk membuat laporan ke polisi. “Tadi malam Pak Masinton dilaporkan ke Polrestabes Medan. Saat ini, kakak (Camelia) ke sini (RSUP Pirngadi) sejak pagi tadi. Mungkin sekalian divisum dan dirawat,” ucapnya.

Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Medan Kompol Jama Kita Purba mengaku akan mengecek laporan Camelia.

“Ini coba kami cek dulu ya laporannya (sudah ada atau belum),” kata Jama singkat saat.

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News