“Mengakui seluruh kebenaran sejarah, baik pahit maupun manis, baik capaian pembangunan di era Orde Baru maupun tragedi pemerkosaan massal Mei ‘98, adalah fondasi penting untuk membangun keadilan dan persatuan sejati. Sebaliknya, menyangkal atau menghapus sebagian perjalanan bangsa justru akan menjauhkan kita dari cita-cita keadilan sosial dan melemahkan persatuan”.
Menutup cuitannya, Anies menekankan bahwa setiap kebenaran sejarah penting, untuk menjaga agar setiap capaian yang telah diraih Bangsa Indonesia menjadi kebanggaan, dan setiap “luka” menjadi pelajaran.
Dalam beberapa waktu terakhir, proyek beranggaran Rp 9 miliar dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang ingin menulis ulang sejarah nasional memantik polemik nasional.
Pro dan kontra memanas karena banyak kalangan yang menduga ada nuansa “pesanan politik” dan subyektifitas “memoles masa lalu” karena ada indikasi bakal menghapus adanya kasus rudapaksa massal pada kerusuhan Mei 1998 dari sejarah nasional Indonesia. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News