Terombang-ambing Tanpa Pelampung
Imron (48), salah satu penumpang yang selamat, menceritakan pengalaman menegangkan saat kapal yang ia tumpangi tenggelam.
Ia nyaris kehilangan nyawa. Dalam keadaan panik dan tanpa pelampung, ia terombang-ambing di tengah laut.
15 menit meninggalkan Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Imron merasakan gelombang laut yang cukup tinggi. Ia melihat kapal bergoyang hebat ke kanan dan kiri dengan gerakan yang tidak normal.
"Saya lihat ada kru kapal melihat ke belakang, lalu mereka lari. Penumpang mulai panik dan keluar mengambil rompi pelampung,” tuturnya di Posko Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.
Imron mengaku tidak sempat mengambil pelampung saat air mulai masuk ke dalam kapal. Ia berusaha menyelamatkan diri dan sempat ditendang oleh penumpang lain yang juga panik.
"Saya merayap keluar dari dalam air, dan lihat pelampung sekitar empat meter dari saya. Saya kejar pelampung itu," ujarnya.
Setelah sekitar 30 menit berenang dalam kondisi kelelahan, Imron berhasil meraih pelampung. Namun, mengenakan pelampung di tengah laut bukanlah hal yang mudah.
"Saya baru bisa pakai pelampung setelah berani menyelam sebentar. Saya ikat sendiri pelampungnya, lalu bersandar, istirahat. Saya benar-benar pasrah waktu itu," kata dia.
4 Jam di Lautan
Satu penumpang selamat lainnya yakni Saiful Munir (40) asal Jember. Ia ditemukan oleh nelayan dalam kondisi terombang ambing di laut.
Kemudian, Saiful langsung dievakuasi ke daratan oleh para nelayan. Saiful berhasil ditemukan oleh nelayan di perairan Candikusuma.
Saiful menceritakan, kejadian KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali sekitar pukul 00.30 WIB.
Saat itu, kata Saiful, kapal tiba-tiba dihantam ombak kencang hingga miring.
Dalam kondisi panik, Saiful memilih lompat ke tengah laut untuk menyelamatkan diri.