"Kapal tiba-tiba miring, terus saya loncat," katanya, dilansir Tribun Bogor.
Saiful nekat terjun ke tengah laut, padahal kondisinya tidak memakai jaket pelampung.
Meski demikian, ia berhasil selamat setelah memakai jaket yang ia temukan di tengah laut.
"Sebenarnya gak pakai jaket pelampung, saya nemu di laut, langsung saya anu (pakai)," jelasnya.
Menurutnya, saat itu, banyak penumpang kapal yang juga terombang ambil dengannya di tengah laut.
Sebelum ditemukan, Saiful mengaku sempat bertahan hampir empat jam di tengah laut.
"Terombang ambing di laut sampai jam 04.00 WIT," katanya lagi.
Sempat Merasakan Hal Aneh
Riko, pria 28 tahun asal Banyuwangi menjadi salah saksi hidup insiden KMP Tunu Pratama Jaya yang alami blackout kemudian tenggelam di selat Bali, Kamis 3 Juli 2025 dinihari.
Ia jadi salah satu dari 16 orang selamat dan berhasil ke pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali berkat bantuan nelayan setempat.
Pria asal Banyuwangi, Jawa Timur ini mengisahkan betapa "ngeri" insiden tersebut dan terjadi begitu cepat.
Riko yang bekerja sudah 5 tahun di KMP tersebut menuturkan, detik-detik sebelum KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam itu memang sempat trouble sebelumnya.
Sekitar pukul 23.30 WIB atau saat dirinya sedang istirahat tidur di kapal, ia merasakan hal aneh.
"Saya tidak begitu mengetahui (kejadiannya) karena saya istirahat tidur karena harus jaga karena jam 01.00 WIB mau jaga," tutur Riko.
Saat itu, ia merasakan bahwa kapal motor penumpang yang sudah berusia sekitar 15 tahun itu terasa miring ke kanan.