Ia menyebut mobilnya masuk dari sisi kiri jalan, sedangkan di sebelah kanan terdapat truk besar yang awalnya berada di belakang mobil.
Menurutnya, posisi sopir truk yang berada di kemudi membuatnya tidak bisa melihat mobil mewah tersebut.
"Mungkin karena mobil ini kecil, ceper, dan truknya besar sekali, abang itu juga enggak ngelihat ya spionnya kalau di sebelah kiri dia ada mobil," papar Alvino.
Ia pun merasa bahwa truk semakin mendekat sehingga memutuskan untuk mengklakson truk.
Akan tetapi, truk tersebut tetap melaju, karena kemungkinan Porsche berada dalam posisi blindspot.
Saat itu, Alvino mengaku bisa melihat ban truk yang lebih tinggi dari mobilnya menempel dan berputar menggilasnya hingga mobilnya agak terangkat.
Ia pun kembali mengklakson dengan marah-marah, tetapi truk nampak ingin kabur.
"Saya bisa melihat dia mau jalan pelan terus cepat lagi, seperti gaya-gaya takut, mau kabur, tapi dia tahu kalau dikejar mobil itu pasti kekejar," tutur dia.
Akhirnya, truk tersebut memutuskan berhenti di sisi kiri dan kedua pihak melakukan perdebatan selama satu jam.
Maafkan sopir truk
Perdebatan disebabkan karena Alvino meminta nomor atasan sopir truk, tapi mereka menolaknya.
Saat itu, ada sebuah truk rekan penabrak yang turut berhenti dan bergabung bersama mereka.
"Saya bilang, 'truk ini adalah truk corporate, kamu bekerja di bawah perusahaan , apabila terjadi apapun dengan truk ini, yang harus berurusan adalah perusahaan kamu,'" terang Alvino.
Kedua sopir truk itu menolak dan menawarkan untuk menghubungi supervisor saja.
Akan tetapi, karena terus merasa ditekan, akhirnya penabrak pun menyerahkan SIM dan STNK dia sebagai jaminan.