Saat itu, Alvino mengatakan, teman penabrak berpesan kepadanya.
"Pak tapi ingat ya pak, kalau misal seandainya mobil bapak diganti oleh bos saya, saya kan mengenal sekali karakter bos. Tolong ya pak saya titip teman saya untuk dicarikan pekerjaan," ujar dia menirukan kalimat teman si penabrak.
"Karena teman saya ini sudah tidak bekerja selama 6 bulan. Saya jadi saksi kalau anak istrinya cuma makan nasi pakai garam," sambung dia.
Saat itu juga Vino mengaku langsung merasa iba dan menggunakan istilah "mundur teratur" dari perkara tersebut.
Ia pun meminta stafnya untuk mengembalikan STNK dan SIM sopir truk.
"Saya berpesan jangan mengantuk. Langsung saya dipeluk sama dua sopir itu, nangis sambil mengucap makasih pak," tutur dia.
"Kita (memafkan) lebih karena driver-nya berani jujur berani dan pasrah, kan itu yang kita inginkan," lanjutnya.
Rugi 120 Juta
Terkait rekaman yang beredar di media sosial, Alvino menyebut anaknya secara otomatis merekam proses perdamaian untuk jaga-jaga siapa tahu diperlukan.
Karena saat perdebatan itu banyak masyarakat yang merekam momen damai itu untuk mencegah penggiringan opini.
"Jadi ending-nya saya rekam karena saya kan orang legal, otomatis udah jadi habit ya proses perdamaian harus direkam," ungkap dia.
Ia mengaku bahwa dirinya dan istrinya mengunggah video itu di media sosial sebagai kenang-kenangan.
Sebab, mereka memperbaiki mobil yang tidak diasuransikan tersebut secara bertahap lantaran sedang berhemat.
"Kita upload bukan untuk cari simpati, tapi saat itu isrtri saya nangis karena lagi hemat dan mobil tidak diasuransi. Ini kita benerin bertahap," terang dia.
Estimasi total kerugian yang dialami oleh Alvino sebanyak Rp 120 juta.