KBM di SMK Al Anshor Terhenti 3 Bulan, KCD Kabupaten Tangerang Layangkan Surat ke Kepsek

Berhentinya kegiatan belajar mengajar di SMKS Al Anshor, Legok, Kabupaten Tangerang, membuat siswa-siswi resah akan masa depan mereka.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Joko Supriyanto
(Tribuntangerang.com/Nurmahadi)
Menurut Kepala Seksi SMK dan SKh Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang, Maksis Sakhabi membenarkan adanya stagnasi belajar mengajar di SMKS Al Anshor. 

"Para guru di sini pada resign, informasi yang saya dapat karena enggak dapat gaji, paling lama ada yang sampai 8 bulan enggak digaji," ungkapnya.

Tak hanya guru, Azis menuturkan kepala sekolah sekaligus kepala yayasan Al Anshor bernama Nursin juga tak pernah terlihat lagi selama tiga bulan ini.

Rumah Nursin yang berlokasi di seberang bangunan sekolah juga tampak sepi.

Berdasarkan informasi yang Azis terima, Nursin meninggalkan rumahnya lantaran tersandung masalah keuangan salah satunya dugaan menggelapkan dana KIP para siswa.

"Kepala sekolah juga sudah enggak tau ke mana, jadi bukan hanya siswa, guru juga ditelantarkan sama beliau," paparnya.

Ketidakjelasan sistem pembelajaran sekolah ini pun membuat Abdul Azis termasuk siswa kelas 12 lainnya resah.

Mereka takut jika kondisi ini terus berlanjut akan memberikan dampak buruk bagi masa depannya.

"Kami resah, nasibnya mau gimana, ada yang setelah lulus ingin langsung kerja, ada juga yang mau lanjut kuliah, kalau ijazahnya enggak ada, mimpi kami hancur," keluh Azis.

Keresahan itu juga dirasakan oleh kelas 12 SMKS Al Anshor lainnya, yakni Cindy Aura.

Dia berharap pihak sekolah bisa memutasi dirinya bersama para siswa kelas 12 lainnya ke sekolah yang lebih layak.

"Harapannya tentu saya dan teman-teman saya di sekolah ini bisa dimutasi ke sekolah lainnya yang lebih layak," katanya.

Di sisi lain, Guru Komputer di SMKS Al Anshor, Kiki menjelaskan berhentinya kegiatan belajar mengajar bermula ketika adanya perdebatan antara siswa dengan kepala sekolah terkait dana Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Usai adanya perdebatan itu, para siswa yang masuk ke sekolah pun mulai berkurang.

"Dari yang awalnya 80 persen siswa yang masuk, akhirnya makin ke sini cuma 30 persen kelas 12 yang masuk," ungkapnya.

Sejak saat itu kegiatan bejalar terhenti hingga membuat para guru mengundurkan diri.

Kiki mengatakan, tenaga pendidik yang awalnya berjumlah tujuh orang kini hanya tersisa empat orang termasuk dirinya.

"Dari guru yang awalnya ada tujuh orang, akhirnya satu per satu mengundurkan diri yang akhirnya cuma ada empat orang," paparnya. (m41) 

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved