Reshuffle Kabinet Prabowo

Sosok Djamari Chaniago Eks Pangkostrad yang Disebut Jadi Menko Polkam Gantikan Budi Gunawan

Kemudian Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), Tentara Nasional Indonesia (TNI)

Editor: Joseph Wesly
Tangkapan layar YouTube/Dodikjur Rindam III Siliwangi
CALON MENKO POLKAM- Letjen (purn) Djamari Chaniago dikabarkan jadi calon kuat Menko Polkam yang saat ini masih dijabat menteri ad interim. Kursi Menko Polkam kosong setelah Budi Gunawan direshuffle Prabowo. (Tangkapan layar YouTube/Dodikjur Rindam III Siliwangi) 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Posisi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan hingga kini masih kosong.

Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) membawahi kementerian dan lembaga yang terkait dengan urusan politik dan keamanan, seperti Kementerian Dalam Negeri.

Kemudian Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kejaksaan Agung

Pasca Budi Gunawan direshuffle Prabowo Subianto, hingga kini belum ada sosok yang menggantikan Budi Gunawan.

Saat ini Menhan Sjafrie Sjamsoedin lah yang menjadi pejabat ad interim Menko Polkam.

Kosongnya kursi Menko Polkam membuat munculnya nama-nama yang digadang-gadang akan menempati posisi tersebut.

Sebelumnya sudah muncul nama Mahfud MD, Gatot Nurmantyo, Tito Karnavian, Hadi Tjahjanto hingga Sjafrie Sjamsoedin.

Kini kembali muncul nama terbaru yang disebut berpeluang menjadi Menko Polkam.

Nama sosok tersebut adalah Djamari Chaniago. Djamari Chaniago adalah eks militer yang terakhir berpangkat Letjen atau bintang tiga.

Baca juga: 5 Kandidat Calon Menko Polkam Pengganti Budi Gunawan, Ada Mahfud MD hingga Gatot Nurmantyo

Dia terakhir menjabat sebagai Kasum TNI sebelum pensiun dari dinas militer.

Djamari Chaniago dianggap tidak asing bagi Prabowo Subianto.

Djamari Chaniago adalah salah satu dari tujuh perwira TNI AD yang tergabung dalam Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang pada 1998 menyatakan Prabowo melakukan sejumlah penyimpangan dan kesalahan.

Mereka terdiri dari Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal Subagyo Hadisiswoyo sebagai ketua DKP, Letnan Jenderal (Letjen) Fachrul Razi sebagai wakil.

Kemudian ada Letjen Agum Gumelar, kemudian Letjen Yusuf Kartanegara, Letjen Arie J. Kumaat.

Nama terakhir adalah presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved