Bullying di SMPN 19 Tangsel

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Dugaan Kasus Bullying di SMPN 19 Tangerang Selatan

Sebanyak empat saksi telah diperiksa Polres Tangerang Selatan terkait dugaan kasus bullying yang dialami seorang siswa SMPN 19, berinisial MH (13). 

Penulis: Nurmahadi | Editor: Joko Supriyanto
Tribuntangerang.com/Nurmahadi
Kapolres Tangerang Selatan saat diwawancarai terkait dugaan kasus bullying yang dialami siswa SMPN 19, Sabtu (15/11/2025).(Tribuntangerang.com/Nurmahadi)  

"Pertama kali itu awalnya pas MPLS. Awal dari MPLS udah kena juga dia, ditabokin sampai tiga kali," ungkapnya saat disambangi di kediamannya, Kawasan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Senin (10/11/2025). 

Noviyanti mengatakan sejak saat itu anaknya kerap mendapat perlakuan kasar dari teman sebangkunya seperti ditendang dan dipukuli. 

Tak hanya itu, MH juga pernah ditusuk menggunakan sedotan pada bagian lengannya. 

"Kalau lagi belajar ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul, sering ditusukin sama sedotan tangannya," ungkapnya. 

Hingga puncaknya pada 20 Oktober 2025, MH diduga dihantam menggunakan kursi besi oleh pelaku di kelas saat jam istirahat. 

Atas hal itu pun MH mengalami rabun mata sebelah kanan hingga harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. 

Baca juga: Mediasi Terkait Bullying di SMPN 19 Tangsel Tak Selesai, KPAI Tegaskan Proses Hukum Harus Jalan

Novitanti mengaku awalnya sang anak enggan menceritakan kasus bullying yang dialaminya. 

Sampai akhirnya dia mulai curiga lantaran MH kerap menabrak sesuatu saat sedang beraktivitas di rumahnya. 

"Saya bilang, 'Abang kenapa sih matanya kaya gitu? kalau jalan kejedot mulu?' terus dia jawab 'gapapa mah' dia belum ngaku," kata Noviyanti seraya memperagakan percakapan dengan anaknya. 

"Terus saya tanya lagi, 'Abang kenapa?' terus dia bilang 'tapi mama jangan kaget, jangan takut, jangan nyesek. Aku dijedotin sama temen aku'," sambungnya.

Mendengar hal itu Noviyanti mengaku kaget dan terus mendalami terkait kejadian yang menimpa anaknya. 

"Terus saya mikir, kok dijedotin tapi ada di tengah ubun-ubun gitu. Terus dia bilang, 'bukan dijedotin mah tapi dipukul pake bangku', bangku yang kursi sekolah besi itu," katanya.

Setelahnya Noviyanti memutuskan melakukan CT Scan untuk mengecek luka yang dialami MH. 

Dari hasil CT Scan diketahui bahwa MH telah mengalami gangguan syaraf hingga harus menjalani pemeriksaan MRE. 

"Waktu di rumah Columbus Asia BSD dia (MH) CT Scan, dari sana hasilnya diketahui kalau anak saya terkena gangguan syaraf, sehingga harus menjalani MRE," ungkapnya. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved