Banjir Berulang, Warga Pertanyakan Keseriusan Pemerintah Tangani Sampah Cipeucang Tangsel

Banjir merendam kawasan sekitar aliran sungai yang tak jauh dari TPA Cipeucang, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Rabu (19/11/2025)

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
BANJIR BERULANG- Suasana pabrik tahu di dekat TPA Cipeucang, Serpong, Tangsel usai mengalami banjir. Warga mempertanyakan keseriusan pemerintah menangani banjir. (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 
Ringkasan Berita:
  • Banjir setinggi sedengkul kembali merendam kawasan dekat TPA Cipeucang, berlangsung sekitar dua jam setelah hujan deras—warga resah karena banjir makin sering terjadi.
  • Pemilik usaha tahu dan tempe mengalami kerugian besar; barang elektronik, bahan baku, dan perlengkapan produksi rusak akibat banjir susulan.
  • Warga menilai banjir dipicu buruknya pengelolaan sampah, berharap pemerintah segera memberi solusi agar banjir tidak terus berulang.
 

 

Laporan Wartawan
TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG- Banjir merendam kawasan sekitar aliran sungai yang tak jauh dari TPA Cipeucang, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Rabu (19/11/2025).

Banjir ini menimbulkan kekhawatiran warga karena genangan menjadi salah satu yang tertinggi dalam beberapa waktu terakhir.

Pemilik pabrik tahu, Cacu (50) mengungkapkan ketinggian air kali ini tidak setinggi banjir sehari sebelumnya.

Cacu mengatakan banjir hanya berlangsung sekitar dua jam, dengan ketinggian air mencapai sedengkul.

"Baru ini lagi, tapi tidak setinggi kemarin,” ujarnya. 

Menurutnya, banjir mulai masuk setelah hujan turun sejak pukul 12 siang hingga sekitar pukul 5 sore.

Sebagian warga menduga banjir berkaitan dengan kondisi sungai yang terhubung ke Cisadane, namun belum ada kepastian. 

Cacu mengaku tidak mengetahui apakah banjir disebabkan longsoran sampah.

"Belum sempet lihat,” ujarnya.

Pihak desa dan pemerintah diketahui sempat datang meninjau lokasi, namun Cacu mengatakan belum ada solusi yang disampaikan. 

Bagi Cacu, kejadian ini cukup meresahkan karena belum pernah banjir setinggi ini dalam beberapa waktu terakhir.

Cacu dan warga lainnya berharap pemerintah dapat menemukan cara agar kondisi ini tidak terus terulang.
 
"Pengen sih nggak banjir lagi, tapi ya gimana caranya, biar pemerintah aja lah,” ujarnya pasrah.

Banjir Terus Berulang

Sementara itu, Kristiyanto (45), pemilik pabrik tempe di kawasan tersebut, mengatakan banjir susulan ini menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

Sejumlah barang elektronik dan perlengkapan usaha miliknya kembali rusak setelah terendam. 

“Dampaknya banyak. Kulkas, dua mesin cuci, 150 kilogram kacang, motor, baju-baju, mesin air, terus ada sebagian barang-barang ikut kebawa arus,” ujar Kristiyanto.

Meski produk tempe yang sudah jadi aman karena diletakkan di tempat lebih tinggi, bahan baku kedelai justru terendam banjir. Kondisi itu membuat proses produksi terganggu.

"Kedelainya aja yang kerendam. Susah jadinya, pusing saya. Kemarin kan banjir juga, terus surut, eh sekarang banjir susulan lagi,” ujarnya.

Kristiyanto mengatakan banjir yang terjadi bukan semata-mata karena curah hujan tinggi, melainkan juga akibat buruknya pengelolaan sampah di daerah tersebut.

“Kalau air itu faktor alam. Tapi pengelolaan sampah di sini (Cipeucang) sudah berapa kali bermasalah, tetap aja tanggapannya begitu-begitu saja. Cuma dibilang sabar, sabar. Bahasa halusnya begitu, aslinya mah seperti tidak ditanggapi,” keluhnya.

Menurutnya, sampah yang menumpuk di saluran air terbawa arus ke Sungai Cisadane dan menyebabkan air sungai menghitam setelah banjir surut.

“Pas banjirnya nggak bau, tapi setelah surut itu bau. Karena air hujan datang, kecampur, jadi baunya tersamarkan. Nanti kalau hujannya habis, sisa sampah itu yang baunya lumayan. Efeknya ke anak kali Cisadane jadi hitam,” jelasnya.

Kerugian yang diderita Kristiyanto ditaksir mencapai lebih dari lima juta rupiah, bahkan terus bertambah akibat banjir susulan.

“Kemarin aja Rp5 juta. Terus ada susulan kayak gini ya nambah lagi. Mesin cuci, mesin air baru banget dibenerin dari banjir kemarin, eh malah kerendam lagi,” ungkapnya.

Warga berharap pemerintah segera melakukan tindakan nyata untuk menangani persoalan sampah di wilayah tersebut agar banjir berulang tidak terus terjadi. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved