Aksi Terorisme

Kadensus 88: Di Medsos, Jaringan Teroris di Indonesia Bahas Keberhasilan Taliban Kuasai Afganistan

Martinus mencontohkan pihaknya mengendus adanya kelompok teroris Indonesia yang mulai berdiskusi kemenangan Taliban di media sosial.

Editor: Yaspen Martinus
ISTIMEWA
Kelompok teroris di Indonesia mulai membahas kemenangan Taliban di Afganistan. 

"Wahabi garis keras. Saya menganggapnya itu bahasanya perselingkuhan. Perselingkuhan antara Taliban and Alqaeda," ulasnya.

Kelompok Teroris di Indonesia Rata-rata Alumni Afganistan

Kelompok radikal yang pernah menebar teror di Indonesia, rata-rata merupakan alumni Afganistan.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi dalam diskusi daring, Senin (30/8/2021).

Ia menyebut kelompok radikal Indonesia dan Afganistan memiliki ikatan satu sama lainnya.

Baca juga: Agung Mozin Hengkang, Partai Ummat Diprediksi Cuma Jadi Penggembira di Pemilu 2024

"Secara historis kita juga punya ikatan kuat antara kelompok radikal di Indonesia dengan kelompok radikal yang ada di Afganistan ini."

"Ini shahih atau mutawatir ini kalau kata ustaz," ungkap Islah.

Ia pun mencontohkan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) hingga Darul Islam yang biasa menebar teror di Indonesia.

Baca juga: Kalah di Tingkat Banding, Rizieq Shihab Tetap Dihukum 4 Tahun Penjara dalam Kasus Hasil Tes Swab

Menurutnya, anggota kelompok itu mayoritasnya alumni kelompok teroris di Afganistan.

"Jadi memang secara historis banyak sekali kelompok-kelompok radikal kita mulai dari zaman Darul Islam, Jamaah Islamiyah, dan sebagainya."

"Dan juga ada pembuktian pembuktian empiris di kita bahwa pelaku aksi teror di Indonesia itu rata-rata alumni Afganistan. Ini yang harus kita perhatikan," tuturnya.

Baca juga: Gapok Dipotong Rp 1,84 Juta Setahun, Lili Pintauli Siregar Masih Dapat Rp 87,65 Juta per Bulan

Atas dasar itu, kata Islah, Indonesia harus mewaspadai adanya kemenangan Taliban di Afganistan.

Hal ini dikhawatirkan dapat juga membangkitkan kelompok teroris di Indonesia.

"Karena bagi saya persoalan geopolitik dan persoalan ideologis ini jauh lebih bahaya persoalan Ideologis. Kenapa?"

Baca juga: Taliban Bebaskan 5.000 Tahanan, Densus 88 Waspadai WNI Eks Kombatan yang Pulang dari Afganistan

"Kita harus lebih waspada dengan kebangkitan Taliban di Afganistan itu."

"Kita justru harus lebih aware terhadap geliat-geliat kelompok jejaring teroris di Indonesia," ucapnya. (Igman Ibrahim)

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved