Pilpres 2024

Surya Paloh Ingin Partai NasDem Gelar Konvensi Capres 2024 Jika Sudah Punya Mitra Koalisi

Tujuan konvensi untuk menjaring calon presiden (capres) yang bakal diusung di Pemilu 2024.

Editor: Yaspen Martinus
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Kongres Partai NasDem mengamanatkan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) menggelar konvensi pada 2022. 

TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Kongres Partai NasDem mengamanatkan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) menggelar konvensi pada 2022.

Tujuan konvensi untuk menjaring calon presiden (capres) yang bakal diusung di Pemilu 2024.

Namun, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali tidak ingin konvensi yang digelar hanya untuk pencitraan atau peningkatan elektabilitas.

Baca juga: Boyamin Saiman Tantang KPK Hadirikan Lili Pintauli di Persidangan Mantan Wali Kota Tanjungbalai

NasDem, kata Ali, mengharapkan konvensi sungguh-sungguh untuk mencari calon pemimpin negeri ini.

Bukan lucu-lucuan atau abal-abal yang sekadar menaikkan popularitas partai.

Karena itu, ungkap Ali, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menginginkan konvensi dilakukan dengan syarat Partai NasDem sudah memiliki mitra koalisi.

Baca juga: Ahli Rekomendasikan Lansia dan Pengidap Imun Lemah Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga

"Konvensi adalah ajang mencari pemimpin negeri ini, kader terbaik yang dimiliki bangsa ini."

"Maka, prasyarat itu (koalisi) harus terpenuhi," kata Ahmad Ali lewat keterangan tertulis, Kamis (14/10/2021).

Ia menjelaskan, yang diberikan amanat penuh untuk menentukan arah koalisi adalah Surya Paloh.

Baca juga: Tak Main-main, Wisatawan Asing di Bali yang Tidak Pakai Masker Bakal Langsung Dideportasi!

Karena, Paloh merupakan ketua umum yang punya kewenangan dan otoritas menentukan koalisi yang akan dijalani.

Lebih jauh, politisi yang pernah menjadi pengurus HMI Palu, Sulawesi Tengah ini menerangkan, karena sifat konvensi adalah menyiapkan panggung, jadi ketika koalisi terbentuk, bukan lagi konvensi Partai NasDem namanya, melainkan konvensi koalisi.

Ali memprediksi konvensi akan lebih menarik kalau sudah memenuhi syarat pencapresan.

Baca juga: Besok Kembali Terima Wisatawan Mancanegara, Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua di Bali Sudah 90 Persen

Banyak tokoh bangsa dan anak negeri yang punya komitmen dan integritas melihat Indonesia lebih baik ke depan, tapi kemudian terkendala karena tidak memiliki partai politik.

Tentunya, kendala seperti ini harus difasilitasi oleh Partai NasDem, sehingga orang-orang yang potensial dan mempunyai mimpi untuk membangun negeri ini memperoleh kesempatan, dan tidak dimonopoli oleh kader parpol saja.

"Budayawan, akademisi, aktivis, silakan saja."

Baca juga: Besok Bali Dibuka untuk Wisatawan Mancanegara, Ini Daftar 35 Hotel untuk Lokasi Karantina

"Kita tidak bisa mengklaim bahwa hanya orang partai yang terbaik atau berhak membangun negeri ini."

"Semua anak negeri punya hak yang sama membangun negeri ini," tutur Ali.

Disinggung mengenai kriteria partai koalisi, Ketua Fraksi Partai NasDem itu membeberkan, kriteria umum adalah ideologi.

Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 13 Oktober 2021: 1.233 Orang Positif, 2.259 Pasien Sembuh, 48 Meninggal

Secara ideologi semua partai di Indonesia sama. Yang terpenting adalah partai politik yang memiliki komitmen menjadikan Indonesia yang lebih baik.

"Itu bukan bentuk lisan atau retorika, tapi dalam kehidupan sehari-hari kan kita bisa deteksi mana partai politik yang punya arah sama dengan Partai NasDem," beber Ali.

Pada Pemilu 2019, Partai NasDem meraih 9,05 persen atau 12.661.792 suara.

NasDem membutuhkan satu hingga dua partai untuk memenuhi syarat presidential treshold sebesar 20 persen parlemen, atau 25 persen perolehan suara.

Berisiko Dicap Partai Abal-abal Penuh Spekulasi

Partai NasDem berniat menggelar konvensi calon presiden (capres) 2024.

Namun, konvensi ini tidak akan melibatkan ketua umum partai politik.

Menanggapi hal itu, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga menilai, keinginan NasDem menggelar konvensi layak diapresiasi.

Baca juga: Covid-19 Mengamuk Lagi, Zulkifli Hasan Kembali Usulkan Lockdown Akhir Pekan

Sebab, melalui konvensi, proses pencalonan capres lebih transparan dan demokratis.

"Setiap anak bangsa diberi ruang seluas-luasnya ikut berkompetisi untuk mendapat tiket capres."

"Kompetisi terbuka ini memastikan calon yang terpilih benar-benar melalui seleksi ketat dengan melibatkan masyarakat," kata Jamil lewat keterangan tertulis, Jumat (18/6/2021).

Baca juga: Difavoritkan Jadi Panglima TNI, Andika Perkasa Belum Setor LHKPN kepada KPK Sejak Jabat KSAD

"Jadi, masyarakat tahu kapasitas dan integritas calon yang terpilih dalam konvensi."

"Hal itu akan membantu pemilih nantinya dalam menentukan pilihannya saat Pilpres."

"Pemilih tidak lagi memilih capres seperti kucing dalam karung," ulasnya.

Baca juga: KPU Usulkan Pemilu 2024 Digelar pada 21 Februari, Ini 4 Alasannya

Namun, Jamil menilai calon yang terpilih belum tentu dapat diusung NasDem.

Hal itu karena perolehan suara NasDem pada Pileg 2019 hanya 9,05, sehingga tidak bisa sendiri mengusung capres langsung, alias harus berkoalisi dengan partai lain.

"Untuk berkoalisi, Nasdem juga akan menghadapi kendala, karena sudah menetapkan ketua umum partai politik tidak boleh ikut konvensi."

Baca juga: Sempat 70 Persen, Kepatuhan Warga Jakarta Pakai Masker Kini Merosot Hingga 20 Persen

"Padahal, beberapa ketua umum partai politik seperti Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), juga disinyalir akan dicalonkan oleh partainya pada Pilpres 2024."

"Partai politik tersebut dengan sendirinya akan sulit berkoalisi dengan Nasdem," imbuhnya.

Jamil menambahkan, jika hasil konvensi NasDem pada akhirnya tidak dapat diusung pada Pilpres 2024, maka hal itu justru akan menjadi bumerang bagi partai besutan Surya Paloh itu.

Baca juga: Ini Tiga Skenario Kejaksaan Agung Pulangkan Buronan Kakap Adelin Lis dari Singapura

"Para calon yang ikut konvensi dan masyarakat luas akan menilai Nasdem sebagai partai abal-abal yang penuh spekulasi."

"Hal ini dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Nasdem, yang tentunya berimplikasi pada Pileg dan Pilpres 2024."

"Jadi, partai yang tidak memenuhi ambang batas presiden melaksanakan konvensi calon presiden tentu penuh risiko. Semoga Nasdem menyadari hal itu," paparnya.

Jokowi Sebut Partai Besar yang Disegani

Partai NasDem akan menggelar konvensi untuk mencari sosok calon presiden 2024.

"Dalam perencanaan partai dua tahun ke depan."

"NasDem merencanakan menggelar konvensi calon presiden Republik Indonesia pada tahun Pemilu 2024," kata Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

Baca juga: DAFTAR Terbaru 27 Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Karawang Masuk Lagi, Jawa Tengah Terbanyak

Hal itu ia ungkapkan saat perayaan HUT ke-9 NasDem secara virtual, Jakarta, Rabu (11/11/2020).

Menurut Paloh, konvensi capres merupakan wujud keterbukaan Partai NasDem bagi warga bangsa yang berada di luar partai politik.

Namun, memiliki kapasitas dan kualitas menjadi pemimpin negara.

Baca juga: Jumlah Zona Merah Covid-19 Bertambah Lagi, Satgas: Pemda dan Masyarakatnya Benar-benar Lengah!

"Konvensi juga menjadi wujud modernisasi berbagai pemikiran dan pandangan politik yang berbeda-beda melalui mekanisme kontestasi."

"Dengan mengedepankan prinsip-prinsip transparansi," paparnya.

"Konvensi berefek secara positif bagi penguatan kelembagaan partai sebagai ruang, dan basis rekrutmen kepemimpinan nasional," sambung Paloh.

Baca juga: DAFTAR Terbaru 20 Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Semuanya di Indonesia Timur

Di sisi lain, Paloh menyebut Partai NasDem sudah membangun infrastruktur sebagai partai yang modern, partai yang melek dan mengikuti perkembangan zaman.

"Partai Nasdem ingin mewujudkan partai yang inklusif, yang bisa menerima berbagai pemikiran dan pandangan politik dari berbagai kalangan," paparnya.

Sementara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan selama hari jadi Partai NasDem yang ke-9 secara virtual, Rabu (11/11/2020).

Baca juga: Prajurit TNI AD yang Bilang Kami Bersamamu Imam Besar Habib Rizieq Shihab Bakal Kena Sanksi

Presiden mengucapkan selamat kepada NasDem yang kini menjadi partai besar.

"Pada kesempatan yang baik ini, saya mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-9 kepada keluarga besar Partai Nasdem."

"Dan sekaligus selamat menjadi partai besar yang disegani," ucap Presiden.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor Melandai, Cuma Ada 10 Pasien Baru pada 10 November 2020

Menurut Jokowi, seluruh rakyat Indonesia ingat dengan semangat dasar Partai NasDem, yaitu restorasi Indonesia.

Semangat tersebut, yakni semangat pemulihan dari semua masalah.

Dan, semangat perbaikan untuk mencapai Indonesia maju yang dicita-citakan."

Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Indonesia Naik 8,2 Persen, Pekan Lalu Terjadi Penurunan Semu karena Hal Ini

Semangat itulah yang ada dalam pemerintah sekarang ini."

"Semangat itulah yang melandasi kerja kita selama ini."

"Termasuk dalam menghadapi banyak tantangan akibat pandemi Covid yang melanda dunia sekarang ini," tutur Presiden.

Baca juga: Rizieq Shihab Mengaku Punya Perjanjian dengan BIN, Bakal Ia Buka Kalau Darurat

Dalam pidatonya, Presiden mengatakan pandemi Covid-19 bukan hanya mengakibatkan permasalahan kesehatan di seluruh dunia.

Pandemi juga mengakibatkan permasalahan ekonomi yang sangat-sangat rumit.

Di antaranya, pengangguran meningkat jadi 6,9 juta, dan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun 2020 menjadi minus 5, 32 persen.

Baca juga: Gatot Nurmantyo Tak Hadir di Istana, Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Dikembalikan ke Negara

"Hal ini merupakan pukulan yang berat terhadap perekonomian nasional kita yang membutuhkan kerja-kerja yang tidak biasa."

"Yang membutuhkan cara kerja yang luar biasa," ucapnya.

Presiden bersyukur memasuki kuartal ketiga 2020, perekonomian Indonesia sudah mulai pulih dan bangkit.

Baca juga: DAFTAR Lengkap Penerima Tanda Kehormatan dan Bintang 2020 dari Jokowi, Gatot Nurmantyo Absen

Pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal ketiga, tumbuh menjadi minus 3,49 persen year on year.

"Artinya sudah mengalami peningkatan, pertumbuhan ekonomi 1,83 persen di kuartal ketiga dibandingkan kuartal yang kedua," bebernya.

Meskipun demikian, Presiden meminta agar kerja keras terus dilakukan, agar perekonomian semakin bangkit.

Baca juga: Sudah 73 Warga Kabupaten Karawang Meninggal Akibat Covid-19, Muncul Klaster Komunitas Tari

Terutama, meningkatkan pemberdayaan UMKM sehingga mampu bersaing secara global.

"Kita tidak boleh puas dengan gejala positif ini."

"Kita harus bekerja keras untuk membuka lapangan kerja."

"Bekerja keras meningkatkan UMKM secara besar besaran yang mampu bersaing di pasar global," beber Jokowi. (Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved