Berita Daerah
Pemkot Jakarta Timur Bangga Kampung Anggur Munjul Menjadi Argowisata Pertama di Wilayah itu
Pemkot Jakarta Timur senang atas kehadiran Kampung Anggur Munjul, sebab menjadi lokasi agrowisata pertama di wilayah itu.
Penulis: Muhamad Fajar Riyandanu | Editor: Valentino Verry
Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat diantaranya Sekretaris Kota (Sekko) Jakarta Timur, Fredy Setiawan dan Kepala Suky Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) Jakarta Timur, Ali Nurdin.
"Ini salah satu program dalam rangka membantu ekonomi di bidang pertanian perkotaan. Jadi urban farming bukan hal mustahil dilakukan di DKI," kata Fredy.
Ia melanjutkan, hasil panen anggur ini bakal dijual dan dapat juga diolah menjadi jus. "Budidaya anggur secara urban farming perlu ditingkatkan karena bisa meningkatkan perekonomian warga," sambung Fredy.
Baca juga: Di Hari Pertama Buka Pelonggaran PPKM, Taman Margasatwa Ragunan Dikunjungi 3.613 Orang
Anggur yang ditanam dan dirawat warga nantinya dapat dijual, baik dalam bentuk buah atau olahan seperti jus, kebunnya pun dapat jadi wisata keluarga sehingga meningkatkan ekonomi.
Sebagian asil panen dibagikan ke warga RW 06, sisanya dijual dengan harga sekitar Rp 100.000 per kilogram.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Kedutaan Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin.
Ia mengapresiasi keberadaan kampung anggur yang bisa membudidayakan salah satu varietas anggur dari negara asalnya.
Vasyl juga memberikan bibit pohon anggur varietas dari Ukraina untuk ditanam di permukiman warga RW 06.
Baca juga: Pesantren Rumah Tahfidz Wahidin Halim Peringati Hari Santri Nasional
Kampung Anggur yang didirikan sejak September 2020 ini merupakan hasil swadaya masyarakat, utamanya para kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Kampung ini memiliki 30 varietas anggur yang didominasi dari Ukraina.
"Dalam panen ini sekitar 25 kilogram. Di sini ada sekitar 20 jenis dari Ukraina. Kenapa Ukraina, karena untuk adaptasi lebih maksimal dan lebih gampang. Untuk pembuahan usia tujuh sampai sembilan bulan," pungkas Yatno.