Ada Permintaan dihapus, Kadishub DKI Tegaskan Ganjil Genap Tetap diterapkan
Desakan agar sistem ganjil genap dihapus, tidak digubris Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Desakan agar sistem ganjil genap dihapus, tidak digubris Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan, sistem ganjil genap (gage) di Ibu Kota akan tetap diterapkan meski selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Untuk 13 ruas jalan ini tetap kami pertahankan untuk diterapkan," ucap Syafrin kepada wartawan, Kamis (20/1/2022).
Anak buah Anies Baswedan ini menegaskan bahwa adanya penerapan gage di DKI Jakarta guna untuk pengendalian mobilitas, terlebih sekarang ini virus Covid-19 mulai meningkat.
Baca juga: Anies Didesak Hapus Ganjil Genap Terkait Merebaknya Omicron, Wagub DKI Ariza: Akan Dipertimbangkan
"Penerapan ganjil-genap saat ini bukan dalam rangka memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke layanan angkutan umum, tetapi lebih kepada pengendalian mobilitas," kata Syafrin Liputo
"Jangan sampai pada titik-titik tertentu yang kami identifikasi itu potensi terjadi keramaian ini menjadi titik kerawanan baru apalagi sekarang ada Omicron. Kalau sekarang penerapan di 13 ruas jalan itu untuk pengendalian mobilitas," jelas dia.
Sebelumnya diketahui, Politisi Partai Demokrat, Mujiyono, mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk segera menghapus kebijakan ganjil genap (gage) pelat kendaraan mobil.
Hal ini akibat dampak meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron.
Jika kebijakan gage dihapuskan, masyarakat dapat beralih dari angkutan umum ke angkutan pribadi demi mencegah penyebaran Omicron.
“Untuk menghadapi penyebaran Covid-19 tersebut, apalagi Omicron semakin tinggi di DKI Jakarta, kami meminta untuk mulai meniadakan ganjil-genap, sehingga diharapkan dapat mengurangi penggunaan transportasi massal,” kata Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono dari keterangannya, Selasa (18/1/2022).
Mujiyono mengatakan, kasus Omicron di Jakarta sudah cukup mengkhawatirkan meski tidak ada yang meninggal dunia akibat varian ini.
Hingga Senin (17/1/2022), varian Omicron sudah mencapai 825 orang, dan 243 di antaranya berasal dari transmisi lokal.
Baca juga: Beli Apartemen Ratusan Juta sejak 2014, Hingga kini tak Kunjung dibangun, 210 Konsumen Lapor Polisi
Selain itu, kata Mujiyono, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit rujukan Covid-19 juga mengalami peningkatan imbas kenaikan kasus virus corona.
Sampai sekarang keterisian unit perawatan telah mencapai 20 persen dan ICU sebesar lima persen.
“Pemerintah perlu memperketat kembali protokol kesehatan di fasilitas umum dan tempat keramaian. Pembatasan jumlah penumpang pada angkutan umum massal juga harus segera diterapkan untuk menghindari transmisi lokal,” jelasnya.