Mugi Menyesal Setelah Menjual Tanah ke Pertamina

Musanam, warga Tuban, mengaku menyesal telah menjual ladang uangnya ke PT Pertamina.

Editor: Ign Prayoga
Surya/Mochamad Sudarsono
Aksi unjuk rasa warga enam desa di lokasi proyek kilang Pertamina GRR Tuban, Jawa Timur, Senin (24/1/2022) 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG -- Video viral sejumlah antrean truk gendong mengirimkan mobil baru ke Desa Sumurgeneng dan desa sekitarnya di Tuban, Jawa Timur, baru beberapa bulan lalu viral dan ramai dibahas netizen.

Saat itu, sekitar 255 warga Sumurgeneng dan sekitarnya jadi miliarder dadakan setelah menjual tanah ke Pertamina.

Perusahaan pelat merah tersebut menebus tanah-tanah warga untuk mendirikan kilang minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR).

Julukan kampung miliarder pun disematkan ke kawasan Sumurgeneng.

Kini, mobil-mobil baru yang dikirim ke Sumurgeneng telah berusia sekitar satu tahun. Para miliarder dadakan di Sumurgeneng pun mulai berguguran.

Rasa sesal pun terbersit di hati sejumlah warga yang setahun lalu menerima uang miliaran rupiah dari Pertamina.

Musanam, warga Desa Wadung, mengaku menyesal telah menjual ladang uangnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).

Tanah tersebut sudah bertahun-tahun menghidupi Musanam dan keluarganya. Bisa jadi, lahan yang sama juga menghidupi leluhur Musanam.

Tanah yang jadi lahan pertanian tersebut, membuat Musanam semringah ketika hasil panennya melimpah. Hingga, Musanam setuju untuk menjualnya ke Pertamina.

Baca juga: Selesai direvitalisasi,Bandara Halim Perdanakusuma akan Layani Kembali Penerbangan Sipil dan Militer

Kini kakek yang berusia 60 tahun ini sudah tidak lagi memanen uang dari kebaikan lahan dan alam. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dia terpaksa menjual ternaknya satu demi satu.

"Sudah dijual tiga ekor untuk makan dan kini tersisa tiga," ujarnya.

Hal senada dikatakan Mugi (60), tetangga Musanam. Mugi juga tak punya penghasilan setelah menjual tanah seluas 2,4 hektare ke perusahaan pelat merah tersebut.

"Dulu, lahan saya tanami jagung dan cabai, setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta. Kini tak lagi memiliki penghasilan setelah menjual lahan," ungkapnya.

Baca juga: Ada 16 Warga Kota Tangsel Terpapar Covid-19 Varian Omicron

Mugi melepas tanah yang telah puluhan tahun menghidupi keluarganya di angka Rp 2,5 miliar. Uang tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari sedangkan sisanya ditabung.

Mugi mengingat, pihak Pertamina sering mendatanginya dan membujuk agar Mugi mau menjual lahannya.

Sumber: Surya
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved