Pandemi Covid19
Selama Pandemi Covid-19 Masyarakat Kesulitan Menjalani Pengobatan TBC, Risiko Kematian Tinggi
Angka Kematian TBC dan Covid-19 Tinggi, Civitas Dorong Dinkes Kota Tangerang Untuk Menuju Indonesia Bebas TBC Tahun 2030
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Penyakit Tuberculosis (TBC), merupakan salah satu penyakit menular dan Indonesia diperingkat ketiga dari sisi jumlah penderita.
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksius yang menyerang paru-paru, tapi dapat pula berefek pada bagian tubuh lain.
Pada peringatan hari TBC se-dunia Kamis 24 Maret 2022 lalu, Dinas Kesehatan Kota Tangerang merilis data TBC selama pandemi Covid-19 melanda.
Tercatat pada tahun 2020 lalu, kasus TBC ditemukan sebanyak 3.908 kasus dengan 78 pasien diantaranya atau 2,2 persen meninggal dunia.
Baca juga: Jangan Abaikan Batuk Terus Menerus Lebih dari 14 hari, Bisa Jadi Terkena TBC
Sedangkan pada 2021, ditemukan sebanyak 4.414 kasus TBC dimana, 35 diantaranya atau 0,8 persen meninggal.
Dari data tersebut, terungkap, risiko tingkat kematian penyakit karena TBC, dinyatakan hampir sama dibandingankan dengan keterpaparan Covid-19 yang terjadi dalam dua tahun terakhir.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Pelita Harapan, Theresia mengatakan, risiko kematian akibat TBC dalam dua tahun terakhir, lantaran selama Pandemi Covid-19 masyarakat mengalami kesulitan menjalani perobatan TBC.
Pasalnya selama Pandemi Covid-19 menerpa, Pemerintah Kota Tangerang menerapkan berbagai pembatasan dalam aktivitas masyarakat, terlebih banyaknya rumah sakit yang dialihfungsikan bagi pasien Covid-19.
Baca juga: Antisipasi Kasus TBC, Dinkes Berkolaborasi dengan RSUD Kota Tangerang
"Penyebab hampir samanya angka kematian pasien TBC selama pandemi ini, disebabkan karena para pasien TBC ini kesulitan untuk berobat, karena keterbatasan kondisi yang terjadi saat itu karena kasus Covid-19 sedang tinggi," ujar Theresia saat diwawancarai Tribuntangerang.com, Kamis (31/3/2022).
"Memang penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus dan TBC yang disebabkan oleh bakteri itu, tapi pengobatan yang diutamakan itu adalah pasien Covid-19, meskipun dua oenyakit ini memang sama-sama mengancam kesehatan masyarakat," imbuhnya.
Tingginya risiko kematian pasien TBC tersebut, dinilai Theresia merupakan tugas dan pekerjaan rumah yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Kota Tangerang.
Sebab, penyakit TBC dapat menular kepada masyarakat umum tanpa memandang status sosial.
Baca juga: Dinas Kesehatan dan RSUD Kota Tangerang Targetkan 2030 Bebas Kasus TBC
Terlebih, tingkat kesadaran masyarakat yang memandang TBC bukanlah penyakit yang berbahaya, semakin meningkatkan risiko keterpaparan di masyarakat.
"Jadi Pemkot Tangerang memang perlu memiliki konsentrasi lebih dalam menangani kasus TBC ini, karena penyakit ini berpotensi dialami oleh siapa saja dan juga masyarakat umum," kata dia.
"Umumnya, para pasien TBC tersebut adalah masyarakat yang berusia di atas 15 tahun. Namun, semakin tinggi usia setiap orang, maka akan semakin rentan mengalami kekambuhan dari TBC ini," terangnya.