Pandemi Covid19
Penjualan Menurun Seiring Pelonggaran Penggunaan Masker
Sukron Khawatir dengan Kebijakan Presiden Jokowi, Penjualan Masker Menurun Drastis namun tetap akan berjualan masker karena masyarakat sudah biasa
Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Sejak Presiden RI Joko Widodo mengeluarkan kebijakan tentang pelonggaran masker, penjualan masker langsung berdampak.
Sedikitnya 20-30 persen penjualan langsung menurun.
Stok yang biasanya setiap minggu keluar, kini masih tertimbun di gudang.
Namun kebijakan pelonggaran masker belum menyurutkan pedagang masker banting stir.
Baca juga: Bandara Soekarno Hatta Tetap Wajibkan Penumpang Pakai Masker di Area Bandara dan Kabin Pesawat
Mereka berpendapat, bagi sebagian orang, penggunaan masker bukan lagi karena Covid-19, tapi sudah jadi kebiasaan.
Sehingga market masker tetap ada walaupun menurun dibandingkan saat pandemi.
Mengenakan kaus berwarna putih dengan rambut panjang yang diikat, seorang penjual masker, Muhammad Sukron khawatir dengan kebijakan Presiden Joko Widodo terkait pelonggaran penggunaan masker.
Diketahui, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo telah mengeluarkan kebijakan pelonggaran penggunaan masker.
Baca juga: Pemkab Tangerang Tunggu Kebijakan Tertulis Instruksi Jokowi Terkait Pelonggaran Pemakaian Masker
Kebijakan tersebut disampaikan oleh Presiden Jokowi di akun pribadi Instagram @jokowi, Selasa (17/5/2022).
Presiden Jokowi menyampaikan, masyarakat tidak perlu menggunakan masker ketika berada di ruang terbuka.
"Saya stop dulu stoknya. Itu di gudang ada 100 masker belum turun maskernya, dulu biasanya seminggu stok selalu turun, lalu saya tambah lagi," ujar pria yang akrab disapa Sukron yang ditemui di lapaknya, di depan Rumah Sakit Pelni, Kecamatan Petamburan, Jakarta Barat, Senin (23/5/2022).
Sukron mengaku, penjualannya menurun 20 hingga 30 persen.
Baca juga: Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah Tekankan Bila Tubuh Kurang Fit Tetap Pakai Masker
Hal tersebut sangat berbeda dibanding Mei 2021 yang lalu.
Ia mengatakan, saat itu dalam sehari bisa mendapatkan pemasukan sekira 200 hingga 300 ribu rupiah.
Angka itu merupakan pemasukan tertingginya dari penjualan masker.
Posisi lapak masker yang tepat berada di depan RS Pelni, membuatnya punya beberapa langganan dari orang-orang di dalam rumah sakit tersebut.
Baca juga: Ariza Bilang, Kebijakan Buka Masker Menandai Jakarta dan Indonesia Semakin Membaik Masalah Covid-19
"Dulu sering dapat pesanan dari rumah sakit. Dalam sehari itu per orang ada yang pernah beli sampai 18 kotak masker," ujar Sukron.
Sukron mengaku bisa mematok harga hingga 50 ribu per kotak saat permintaan masker sedang tinggi.
Namun, sekarang harga masker sudah kembali normal bahkan diprediksikan cenderung menurun.
"Sekarang paling ya saya menjual masker di harga 15 hingga 25 ribu per kotak, tergantung jenisnya juga," ujar Sukron.
Baca juga: Pengguna Transportasi Publik Masih Wajib Pakai Masker, Pelonggaran untuk Kegiatan di Luar Ruangan
Walaupun kondisi penjualan menurun, Sukron tidak memutuskan untuk berhenti berjualan masker.
Sukron mengatakan, menurutnya masyarakat yang membeli masker bukan hanya karena Covid-19, namun juga sudah terbiasa.
"Selasa permintaan masker dan pembeli masih ada yang berminat, saya akan tetap jualan," ujar Sukron. (m36)