Investasi

Dunia Dibayang-bayangi Resesi, Investasi Kripto Dianggap masih Menjanjikan

IMF melihat situasi 2023 merupakan profil pertumbuhan terlemah sejak 2001, kecuali masa pandemi Covid-19 dan krisis keuangan global.

Penulis: | Editor: Lilis Setyaningsih
istimewa
Investasi kripto masih menjanjikan di tengah bayang-bayang resesi dunia, pilih yang aman dan memberikan timbal balik 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -– Berbagai lembaga memprediksi dan memberi peringatan akan kemungkinan terjadinya resesi yang diperkirakan dapat memangkas pertumbuhan
ekonomi.

Tantangan Ekonomi tersebut tidak hanya dihadapi oleh Indonesia namun juga negara-negara lainnya.

Proyeksi tersebut juga mengacu kepada laporan World Economic Outlook: Countering The Cost of Living Crisis yang dirilis Dana Moneter Internasional (IMF) yang dirilis pada Selasa (11/10/2022).

Data laporan menunjukkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini tidak berubah, yakni pada 3,2 persen.

Sementara tahun depan, pertumbuhan ekonomi dipangkas menjadi 2,7 persen dari sebelumnya 2,9 persen.

IMF melihat situasi 2023 merupakan profil pertumbuhan terlemah sejak 2001, kecuali masa pandemi Covid-19 dan krisis keuangan global.

Timothius Martin, Chief Marketing Officer Pintu  mengungkapkan, sebagai investor, kita harus selalu memahami berbagai faktor risiko yang bisa timbul baik dari sisi makro ekonomi, fundamental project atau aset, dan keadaan teknikal pasar.

Selain itu, di masa “winter” dan kemungkinan adanya resesi seperti saat ini, sangat penting juga untuk  bisa lebih disiplin dalam mengatur keuangan dan menggunakan metode terstruktur seperti Dollar Cost Averaging (DCA) yang dapat membantu mengurangi risiko investasi dalam jangka panjang.

Baca juga: Kepemilikan Aset Kripto Orang Indonesia Diatas Rata-rata Global


Adapun masih dari laporan yang sama, IMF memprediksi kemungkinan 25 persen pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 akan turun sebesar 2 persen yang diakibatkan beberapa faktor seperti kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina, peningkatan inflasi, hingga terdapat perlambatan pada ekonomi China.

Timothius mengakui, dengan banyaknya faktor yang merujuk kepada perlambatan pertumbuhan ekonomi muncul kekhawatiran masyarakat terhadap alokasi dana untuk investasi.

"Bagi investor kripto di tengah kondisi saat ini bisa memilih investasi yang aman namun dapat
memberikan imbal balik yang menjanjikan dengan memanfaatkan fitur staking dan earn yang telah tersedia," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers yang diterima TribunTangerang.com, Jumat (28/10/2022).

Ia mengatakan, kedua fitur ini memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk dapat memaksimalkan aset kripto yang telah mereka miliki dengan mendapatkan imbalan sebesar 4 persen dengan membeli aset stablecoin dan menaruhnya di Pintu Earn.

Baca juga: 2 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Investasi Kripto agar Meminimalkan Risiko

Baca juga: Tak Sekedar Ikut-ikutan, Investasi Kripto Makin Diminati

Timo mengatakan, sebagai investor di tengah kondisi saat ini tentu kita bisa lebih cermat dalam menyimpan dan mengembangkan aset  agar tetap bertumbuh dengan memilih platform yang aman dan menawarkan berbagai fitur yang bisa dimanfaatkan.

Selain itu sebagai investor  perlu juga mengedukasi diri dan mengetahui profil risiko investor seperti apa yang kita inginkan, sehingga dapat menjadi bekal agar menjadi investor yang bijak dan bertanggung jawab.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved