Gempa Cianjur
Pasca Gempa Guncang Cianjur, Muhamad Najib Berwudhu Gunakan Air Parit
Muhamad Najib, siswa SMA berusia 17 tahun itu terpaksa berwudhu menggunakan air keruh demi menegakkan tiang agama.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Ign Agung Nugroho
"Kalau air bersih hanya kemasan. Jadi untuk minum saja. Tapi kalau wudhu, mandi, buang air pakai air parit ini," bebernya.
Selain warga Desa Cibulakan, Cugeunang, para pengurus Pondok Pesantren Al-Kautsar yang memilih untuk tidak pulang ke rumah pasca gempa juga terpaksa berwudhu menggunakan air keruh.
Baca juga: Sedang Khatamkan Alquran, Dua Santri di Cianjur Selamat Usai Tertimpa Kubah Masjid Pesantren
Air keruh terletak persis di bawah rumah panggung.
Air keruh yang mengalir itu terus mengalir sehingga diyakini lebih bersih untuk berwudhu.
"Kami wudhunya di situ di bawah rumah. Pakai air yang mengalir," ucap Rahmat salah satu pengurus Pondok Pesantren.
Sementara itu, Truk Tangki Air dari Palang Merah Indonesia (PMI) terlihat dikerubungi warga.
Truk berisi 5000 liter air itu terparkir di pinggir Jalan Gatot Mangkupraja.
Sejumlah warga membawa galon mengantre untuk mendapatkan air bersih.
Baca juga: Adoy Asyik Mancing Saat Gempa Guncang Cianjur, Sedih Lihat Tangan dan Kaki Anaknya Patah
Seorang petugas PMI Cianjur Sakha mengingatkan para warga agar air bersih tersebut digunakan hanya untuk minum.
"Ini air bersih ya bapak-bapak. Hanya untuk minum," katanya kepada warga.
Sakha mengatakan bahwa PMI Pusat memberikan bantuan 10 truk tangki air bersih.