Viral Video Jalan Rusak di Indramayu, Pernah Dikunjungi Nina Agustina saat Kampanye Calon Bupati

Fakta jalan rusak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, diungkap oleh warga lewat video TikTok

Editor: Ign Prayoga
TikTok @imeldaaptr
Video yang memperlihatkan jalan rusak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Jalan rusak tersebut disebut tidak pernah diperbaiki sejak era Presiden SBY. 

TRIBUNTANGERANG.COM, INDRAMAYU - Fakta jalan rusak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, diungkap oleh warga lewat video yang diunggah di akun Tiktok @imeldaaaptr.

Lewat video berdurasi 26 detik, pemilik akun tersebut mengumbar fakta jalan rusak di Indramayu yang selama ini disembunyikan dari pandangan publik.

Video itu memperlihatkan jalanan berlubang dan tergenang air.

Bahkan, ada salah satu cuplikan yang memperlihatkan jalanan belum diaspal.

Jalanan tersebut dipenuhi lumpur dan genangan air.

Bagian akhir video memperlihatkan seorang warga terluka karena terjatuh saat lewati jalan rusak tersebut.

Video yang diunggah pada Senin (17/4/2023) tersebut sudah ditonton 490 ribu dan disukai oleh 46 ribu netizen.

Tribunnews.com pun menghubungi pengunggah video tersebut yang bernama Putri Imelda.

Dirinya mengungkapkan video jalanan rusak itu berada di Desa Druntenwetan, Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, Jabar.

Ia menyebut jalanan rusak itu berada di dekat rumahnya.

Imelda mengungkapkan jalan rusak itu tidak pernah diperbaiki sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Sepengetahuan saya, di jalan tersebut, sudah tidak perbaiki dari periode Pak Susilo Bambang Yudhoyono. Jadi sebelum Pak Jokowi menjabat dua periode," kata Imelda.

"Dan sejak kepala desa silih berganti," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (19/4/2023).

Imelda menyebut warga sekitar telah melakukan komplain kepada kepala desa terkait jalan rusak yang tidak kunjung diperbaiki tersebut.

Kondisi jalan yang buruk itu juga sudah diliput oleh media lokal di Indramayu.

Imelda mengungkapkan komplain oleh warga telah dilakukan sejak tahun 2020 tetapi tidak kunjung ada tindakan.

"Pernah mengkomplain tentang jalanan kampung kita ke kepala desa dan masuk koran, dan masuk ke artikel-artikel berita tetapi tidak kunjung dapat perbaikan juga," tuturnya.

"Komplain itu sejak 2020 dan terakhir dilakukan sampai tahun 2021 sebelum bupati Nina menjabat," tuturnya.

Dalam salah satu artikel dari media lokal yang dibagikan oleh Imelda, warga mengeluhkan jalan rusak tersebut ke Nina Agustina pada 9 Oktober 2020.

Saat itu, Nina merupakan calon Bupati Indramayu yang tengah kampanye di Desa Druntenwetan.

Nina berjanji akan melakukan melakukan betonisasi jalan sepanjang 1.500 meter jika dirinya terpilih jadi Bupati Indramayu.

Nyatanya, kata Imelda, Nina Agustina kini jadi bupati namun janjinya saat kampanye tak kunjung direalisasikan.

"Pernah dibahas kembali tentang infrastruktur di Desa Druntenwetan ini tetapi tidak kunjung direspon oleh Bu Nina," ujarnya.

Imelda juga mengatakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan pendahulunya tidak pernah mengunjungi desanya.

"Sama sekali nggak ada (Ridwan Kamil dan pendahulu mengunjungi). Bupati-bupati sebelumnya hanya beriming-iming waktu kampanye saja," kata dia.

"Ridwan Kamil juga belum pernah melihat dan belum pernah ada penanganan dari Jabar Quick Response," ujarnya.

Warga Lakukan Perbaikan secara Swadaya

Lantaran tidak kunjung ada perbaikan, Imelda menyebut warga pun berinisiatif untuk melakukan perbaikan secara swadaya.

"Ada (perbaikan). Biasanya ada gorong-gorong yang menghubungkan akses jalan utamanya kita yang digunakan setiap hari itu, biasanya kadang amblas. Dan diperbaikinya oleh masyarakat setempat secara swadaya karena pemerintah setempat tidak cepat tanggap," ujarnya.

Padahal, kata Imelda, jalan rusak itu kerap dilewati truk-truk yang digunakan untuk mengangkut hasil panen dari warga sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai petani.

"Banyak kak, soalnya sebagian besar di daerah kita ini, warganya itu bekerja sebagai petani. Jadi setiap panen, banyak truk-truk besar yang membawa angkutan padi," tuturnya.

Selain jalanan rusak, Imelda juga menuturkan tidak adanya perbaikan terhadap penerangan jalan di daerahnya.

Tak hanya itu, lampu lalu lintas di daerah tempat tinggalnya juga banyak yang tidak berfungsi.

"Infrastruktur jalanan banyak yang mati, tidak beroperasi. Lampu merah juga banyak yang mati. Cepat tanggap (dari pemerintah) lambat sekali," tuturnya.

Imelda pun berharap agar akses jalan di desanya segera diperbaiki oleh pemerintah setempat.

Menurutnya, pemenuhan akses jalan adalah hak masyarakat yang telah membayar pajak.

"Kami ingin jalan yang ke manapun mudah dan kalaupun akses jalannya mudah kan pasti mempengaruhi kepada ekonomi juga kan. Kita hanya meminta hak kita sebagai warga Indramayu," katanya.

"Walaupun kita hanya rakyat kecil, tapi kalaupun tidak ada kita, mereka tidak akan menjadi apa-apa. Kita sudah bayar pajak dan kita menuntut hak kita untuk memperbaiki infrastruktur di daerah kita ini," ujar Imelda.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com  

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved