BP2MI Berangkatkan 13 Tenaga Kesehatan ke Jerman dalam Program G to G

Sebanyak 13 pekerja migran Indonesia berlatar belakang tenaga kesehatan diberangkatkan ke Jerman melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Ign Prayoga
TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani melepas 13 tenaga kesehatan yang akan bekerja di Jerman. Acara pelepasan para tenaga kesehatan ini dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (9/7/2023). 

TRIBUNTANGERANG.COM.COM, BANDARA - Sebanyak 13 pekerja migran Indonesia diberangkatkan ke Jerman melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Keberangkatan para pekerja migran tersebut dilepas oleh Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani.

Benny mengatakan, pekerja migran Indonesia tersebut dikirim ke Jerman dalam program lanjutan pemerintah (G to G) untuk sektor tenaga kesehatan.

"Hari ini, kita kembali melepas 13 orang pekerja migran Indonesia dalam program G to G ke Jerman sebagai tenaga kesehatan," ujar Benny Rhamdani, Minggu (13/7/2023).

Belasan pekerja migran tersebut berasal dari berbagai daerah di antara Karawang, Bekasi, Cianjur, Purwakarta (Jawa Barat) serta Lumajang dan Ponorogo (Jawa Timur).

Ada juga yang berasaldari Purworejo, Boyolali (Jawa Tengah), DKI Jakarta, Tangerang Selatan, Bengkulu, dan Aceh.

Nantinya, mereka akan bekerja pada bidang keperawatan atau tenaga kesehatan di beberapa rumah sakit milik pemerintah Jerman.

"Sektor ketenagakerjaan di Jerman ini memiliki undang-undang (UU) yang berpihak terhadap tenaga kerja, gaji yang diberikan tersebut terbilang fantastis," kata Benny Rhamdani.

"Kita juga mendorong agar mereka ini tidak hanya bekerja, mendapat jabatan dan uang saja, tapi ke depannya bisa dimanfaatkan untuk usaha di dalam negeri," imbuhnya.

Benny Rhamdani juga mengatakan, pekerja migran Indonesia yang telah mendapatkan pekerjaan di negara-negara maju seperti Jerman, Jepang dan Korea itu juga diharapkan dapat membawa ilmunya agar dapat dikembangkan saat kembali ke Indonesia.

Pasalnya, sistem teknologi di negara-negara tersebut jauh lebih canggih dibandingkan dengan teknologi dalam negeri saat ini.

"Jadi ilmu teknologi itu nantinya bisa dibawa ke negara kita dan dikembangkan dalam membangun desa, serta kota/kabupaten di Indonesia," ungkapnya.

Menurutnya, apabila program G To G tersebut dapat berjalan sukses, nantinya akan dikembangkan untuk menambah leading sektornya. Seperti pada tenaga kerja pada manufaktur/industri dan lain sebagainya.

Hal itu sejalan dengan, pihak Jerman yang telah membantu langsung para pekerja migran Indonesia dengan memberikan pelatihan yang juga ditanggung pemerintah Jerman.

"Untuk sementara ini masih di sektor perawat, mudah-mudahan nanti kita bisa menyodorkan proposal ke Jerman agar sektor pekerjaan lain dibuka," ujar Benny.

"Sejauh ini, sudah ada ratusan lebih pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai tenaga perawat di lembaga kesehatan Jerman, walaupun yang mendaftar ke kita sudah menembus angka sekitar 600-800 orang," kata Benny Rhamdani. (m28)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved