Krisis Air Bersih

BPBD Catat Ada 200 Jiwa di Kabupaten Tangerang Kini Terdampak Krisis Air Bersih

Ujat menjelaskan, jumlah warga yang mengalami kekurangan pasokan air bersih diperkirakan mencapai 2.000 jiwa.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
tribuntangerang.com
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat. 

Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang meminta jajaran Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk menetapkan darurat bencana kekeringan.

Pasalnya, krisis air bersih yang melanda Kabupaten Tangerang semakin meluas, hingga menyebabkan ribuan warga yang terdampak. 

"Potensi warga yang mengalami krisis air bersih di Kabupaten Tangerang semakin bertambah, meskipun nanti datang musim hujan skalanya masih dibawah normal, karena kekeringan diprediksi masih panjang," ujar Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat, Kamis (14/9/2023).

Baca juga: Krisis Air Bersih, Warga Kampung Koceak Tangsel Manfaatkan Kali Cisalak untuk Mandi dan Cuci

Lebih lanjut Ujat menjelaskan, jumlah warga yang mengalami kekurangan pasokan air bersih diperkirakan mencapai 2.000 jiwa.

Sebab, jumlah warga yang terdampak kekeringan dalam satu desa berkisar 100 hingga 200 kepala keluarga (KK).

Sementara itu, jumlah wilayah yang dilanda bencana kekeringan di Kabupaten Tangerang mencapai 11 kecamatan.

"Apabila satu desa ada 200 KK yang mengalami krisis air bersih, maka bila dikalikan 11 kecamatan mencapai 2.200 KK," kata dia. 

"Jadi memang, jumlah warga yang terdampak kekeringan ini sudah mencapai ribuan orang atau jiwa," sambungnya.

Baca juga: 700 Kepala Keluarga di Kampung Koceak Tangsel Terdampak Krisis Air Bersih

Kemudian Ujat menambahkan, bencana kekeringan yang melanda wilayah Kabupaten Tangerang tersebut diakibatkan oleh kemarau berkepanjangan dan fenomena EL Nino.

Dan berdasarkan hasil pengamatan  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau masih akan berlanjut hingga menjelang akhir Tahun 2023.

"Kami sudah koordinasi dengan BMKG dan prediksinya kemarau ini akan berlangsung panjang sampai bulan November 2023 mendatang," tuturnya.

"Dari hasil koordinasi dengan BMKG, bahwa ini sudah masuk kekeringan dan layak membuat surat penerapan penetapan darurat bencana, ditambah dampaknya sudah meluas," ungkapnya.

Guna mengantisipasi warga yang terdampak krisis air bersih tersebut, pihak Dinas Perumahan dan Pemukiman, PDAM, hingga BPBD Kabupaten Tangerang melakukan penyaluran bantuan air bersih.

Baca juga: Memasuki Musim Kemarau Pemkab Tangerang Tetapkan Status Siaga Bencana Kekeringan

Menurutnya, dalam satu kali penyaluran air bersih pihaknya membawa ataupun menyediakan sebanyak 30 kubik air.

Selain ke pemukiman warga, penyaluran bantuan air bersih tersebut juga dilakukan ke tempat ibadah, serta sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Tangerang.

"Bantuan air beraih ini disalurkan bukan hanya untuk kawasan pemukiman, akan tetapi ke tempat ibadah dan sekolah untuk keperluan MCK yang membutuhkan air bersih ini," ucapnya.

"Dalam satu hari bisa sampai lima atau enam kali kami datang membawa bantuan air bersih, karena memang armada mobil tangki BPBD terbatas," jelas Ujat Sudrajat. (m28)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved