Berita Jakarta

Jangan Salah Menilai, Ternyata Ini Makna Meriam Si Jagur di Kota Tua yang Sering Dianggap Tidak Etis

Menurut Slamet, Meriam Si Jagur merupakan produk Protugis yang dibuat oleh seorang ahli persenjataan bernama N.T Boccaro.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Joko Supriyanto
Wartakotalive.com/m40
kepalan tangan di moncong Meriam Si Jagur juga dipercaya masyarakat Portugis sebagai keberuntungan atau nasib baik. 

"Jadi ada nilai-nilai tersendiri dari simbol-simbol pada benda-benda yang ada pada masa dulu. Jadi tidak disimbolkan untuk hal hal yang berbau porno, tidak," lanjut dia.

Bahkan menurut Slamet, sejak dibuat pada 1641, Meriam Si Jagur adalah salah satu objek yang sangat sakral dan disakralkan oleh masyarakat setempat.

Lantaran kemajuan zaman, kesakralan objek tersebut menjadi tergerus sehingga keluar pemikiran bias yang mengarah pada hal-hal tak senonoh.

Sementara itu, menurut Esti Utami selaku Kepala Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta, objek kepalan tangan di moncong Meriam Si Jagur juga dipercaya masyarakat Portugis sebagai keberuntungan atau nasib baik.

"Tapi karena meriam ini merupakan alat atau senjata yang digunakan untuk mengamankan dari serangan musuh, itu diterapkan jadi untuk nasib baik atau keberuntungan. Jadi artinya dari versi pembuatnya seperti itu," kata Esti saat dihubungi.

Akan tetapi, di beberapa negara pemaknaan soal Mano In Fica itu berbeda-beda. 

Jika Portugis memaknainya sebagai simbol keberuntungan, maka Belanda memaknainya sebagai simbol kesuburan dan seksualitas. 

"Kalau makna di meriam ini kalau memang buat orang Portugis, maknanya versi orang Portugis bagi simbol untuk menolak jahat," pungkas dia. 

Baca juga: Mencoba Sensasi Penjara Bawah Tanah di Museum Sejarah Jakarta

Untuk informasi, Meriam Si Jagur terletak di kawasan Museum Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat.

Objek sejarah itu memiliki panjang 3,58 meter, diameter 28 centimeter, dan berat 3,5 ton.

Meriam itu memiliki ukiran pada bagian moncongnya yang berkelopak tiga.

Sementara di unjung moncong tersebut, ada sebuah tangan yang keluar dan menampilkan simbol jari jempol yang diapit oleh jari tengah dan telunjuk.

Di pergelangan tangannya, terdapat sebuah gelang bak tasbih yang melingkar simetris.

Objek meriam itu juga nampak sakral lantaran ditempatkan di sebuah tempat khusus yang dipagari oleh pagar besi dan diberikan berbagai macam tanaman hijau.

Di depannya, terdapat sebuah pelat besi yang memberikan penjelasan terkait objek Meriam Si Jagur itu. 

"Meriam Si Jagur awalnya dibuat oleh N.T Boccaro di Malaka untuk memperkuat benteng Portugis di Malaka. Pada tahun 1641, meriam ini jatuh ke tangan VOC, dibawa ke Batavia sebagai alat pertahanan kota," tulis keterangan dalam pelat besi tersebut.

"Di atas meriam ini terdapat tulisan 'Ex Me Ipsa Renata Sum' (aku diciptakan dari diriku sendiri)," lanjut tulisan tersebut. (m40)

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved