Ide Liar Eks Wakapolri, Usul Pegi Dapat Pangkat Tituler dan Fotonya Dipanjang di Polres se-Indonesia

Tituler berkaitan dengan pangkat atau gelar kehormatan yang diperoleh tanpa menjalankan tugas jabatan sebagai yang tersebut pada gelarnya

Editor: Joseph Wesly
(TribunCirebon.com/Eki Yulianto)
Pegi Setiawan menaiki sepeda motor pemberian Tiara Rahma Pertiwi, wanita asal Tasikmalaya yang dikenal sebagai Ratu Durian, Minggu (14/7/2024). (TribunCirebon.com/Eki Yulianto) 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Mantan Wakapolri Komjen (purn) mengaku memiliki ide liar soal sosok Pegi Setiawan.

Pegi Setiawna yang merupakan korban salah tangkap harus mendekam di penjara selama 43 hari karena kelalaian polisi.

Sebagai eks orang nomor dua di Polri, pria yang pernah menjadi Kapolda Sumatera Utara ini memiliki usul agar Pegi Setiawan mendapat penghargaan dari Polri.

Caranya dengan memajang foto Pegi Setiawan di seluruh Polrees di Indonesia sebagai pengingat agar jangan lagi ada kasus salah tangkap.

Selain itu, eks Kabaharkam ini juga mengusulkan Pegi Setiawan mendapat pangkat tituler. Berdasarkan KBBI, tituler berkaitan dengan pangkat atau gelar kehormatan yang diperoleh tanpa menjalankan tugas jabatan sebagai yang tersebut pada gelarnya

Usulan itu disampaikan mantan Wakapolri Komjen (purn) Oegroseno saat berbincang dengan Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri dalam podcast di channel Youtube Diskursus Net pada Minggu (14/7/2024).

Awalnya Oegroseno meminta agar polisi menyampaikan permintaan maaf kepada Pegi Setiawan secara terbuka.

Oegroseno mencontohkan kasus di Amerika Serikat ketika seluruh masyarakat marah ke semua polisi gara-gara ada anggota yang menangkap seseorang hingga meninggal dunia.

Saat itu semua polisi menyatakan permintaan maaf hingga membuat Oegroseno sampai merinding.

Dengan contoh itu, Oegroseno menilai saat ini batin, moril, mental Pegi Setiawan juga harus dipulihkan.

"Tidak mungkin diberikan SKCK. Tidak harus menempatkan Pegi setiawan berdiri lebih tinggi. Hanya berdiri di sampingnya, lalu penyidik menyatakan permintaan maaf di depan publik," usul Oegroseno.

Reza Indragiri lalu menjelaskan, di dalam psikologi ada yang namanya vicarious trauma.

Dengan salah tangkapnya Pegi Setiawan, masyarakat mengalami trauma dengan khawatir bisa menjadi korban salah tangkap juga kemudian hari.

Reza Indragiri setuju dengan wacana Oegroseno yang meminta Polri harus meminta maaf kepada Pegi dan masyarakat untuk meredam trauma itu.

"Itu tampaknya akan memiliki efek peneduh juga," kata Reza di kanal Youtube Diskursus Net, tayang Minggu (15/7/2024).

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved