Profil Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas yang Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Taheran

Kematian Ismail Haniyeh dikonfirmasi oleh Hamas. Ismail Haniyeh berada di Taheran, Iran saat menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru

Editor: Joseph Wesly
istimewa
Jusuf Kalla dan Ismail Haniyeh. 

Haniyeh disebut-sebut juga telah menjaga hubungan baik dengan para pemimpin faksi-faksi Palestina, termasuk saingan Hamas, Fatah.

Sebagaimana dikutip dari CNN, Haniyeh sendiri mulai bergabung dengan Hamas pada 1987, ketika kelompok ini didirikan di tengah meletusnya Intifada Pertama.

Intifada adalah peristiwa perlawanan rakyat Palestina atas pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Gerakan Intifada terjadi dua kali, dengan Intifada Pertama berlangsung sejak Desember 1987 hingga 1991.

3 putra Haniyeh tewas di Gaza

Dalam perang Hamas-Israel, keluarga Haniyeh turut menjadi korban.

Tiga putra pemimpin Hamas itu dilaporkan tewas dalam serangan Israel di Gaza pada 10 April lalu.

Ketika menerima kabar putranya tewas, Haniyeh tengah berada di rumah sakit di Doha, Qatar.

Ia kala itu sedang mengunjungi warga Palestina yang terluka yang dievakuasi dari Gaza untuk menerima perawatan medis.

Media resmi Hamas, Al-Aqsa, dan kerabat Haniyeh, kala itu mengungkap serangan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan tiga putra Haniyeh, dan Haniyeh menuduh Israel bertindak dengan "semangat balas dendam dan pembunuhan".

Ketiga putra Haniyeh termasuk di antara tokoh-tokoh penting yang terbunuh dalam perang Gaza sejauh ini.

"Mereka menjadi martir dalam perjalanan untuk membebaskan Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa. Musuh kriminal didorong oleh semangat balas dendam dan pembunuhan dan tidak menghargai standar atau hukum apa pun," kata Haniyeh saat itu mengomentari kematian putra-putranya.

Dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, Haniyeh saat itu mengatakan pembunuhan tersebut tidak akan menekan Hamas untuk melunakkan posisinya.

"Musuh percaya bahwa dengan menargetkan keluarga para pemimpin, hal itu akan mendorong mereka untuk menyerahkan tuntutan rakyat kami," katanya.

"Siapa pun yang percaya bahwa menargetkan anak-anak saya akan mendorong Hamas untuk mengubah posisinya adalah delusi," ucap Haniyeh.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved