Berita Daerah

5 Fakta Warga Tak Cium Bau di Kasus Penemuan Kerangka Ibu dan Anak di Bandung Barat Jabar

Penemuan dua kerangka manusia di sebuah rumah di Desa Tani Mulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat mengegerkan publik.

Editor: Joko Supriyanto
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi penemuan kerangka ibu dan anak, di Kompleks Tanimulya Indah, RT 10/15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (30/7/2024). 

TRIBUNTANGERANG.COM - Penemuan dua kerangka manusia di sebuah rumah di Desa Tani Mulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Senin (29/7/2024) sempat mengegerkan publik.

Bagimana tidak, warga Perumahan Tani Mulya mengaku tak pernah mencium bau dari rumah yang menjadi lokasi penemuan kerangka manusia itu.

Pj Kepala Desa Tani Mulya, Wawan Sutisna menceritakan awal mula penemuan kerangka manusia yang kini diketahui merupakan jasad dari Iguh Indah Hayati dan Elia Imanuel Putra. Keduanya merupakan ibu dan anak.

Bahkan Wawan sejujurnya, mengaku tak mengetahui bahwa rumah tersebut ada penghuninya. Sebab tersiar kabar hika ibu dan anak itu sudah pindah rumah.

Hanya saja, pada Senin (29/7/2024), mantan suami Indah mendatangi rumah tersebut untuk mengambil barang yang tertinggal.

"Ditemukan oleh mantan suaminya, dia sempat laporan untuk membuka gembok mau ngambil sesuatu di dalam karena status mereka ini sudah bercerai sejak tahun 2018," kata Wawan Sutisna.

Berikut ini 5 fakta penemuan dua kerangka manusia di Bandung Barat, Jawa Barat:

1. Terbaring di Kasur Berbeda

Menurut Kapolsek Padalarang, AKP Kusmawan, suami Indah mendapati kondisi rumah Indah terkunci.

"Namun saat akan masuk ke dalam rumah, kondisi pagar pintunya tergombok."

"Sehingga, suaminya menghubungi RT dan warga untuk minta bantuan dengan menjebol," kata Kusmawan, Senin.

Ketika dicek, kata Kusmawan, didapati dua kerangka mayat ibu dan anak berada di tempat tidur.

Posisi saat ditemukan, kerangka tersebut terbaring di tempat tidur.

"Jadi, yang ditemukan ada dua kerangka yang diduga ibu dan anak. Posisinya di dua kasur yang berbeda," kata Kusmawan.

Terkait penemuan kerangka ibu dan anak itu, warga lantas melapor ke pihak berwajib.

Setelah mendapat laporan dari warga, kemudian dilakukan pengecekan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Kami langsung mengecek ke TKP dan selanjutnya kami menghubungi tim Inafis Polres untuk mengindentifikasi dari kerangka tersebut. Jadi, yang ditemukan ada dua kerangka diduga ibu dan anak," kata Kusmawan.

2. Dikira Sudah Pindah Rumah

Masih mengutip Tribun Jabar, sebelumnya warga juga tidak mengetahui di rumah itu ada penghuninya.

Warga pun mengira ibu dan anak itu sudah pindah dan rumahnya.

Apalagi rumah tersebut, diketahui sudah lama dalam keadaan kosong serta lampunya mati.

Ai Suryati (54), tetangga Indah, mengatakan terakhir bertemu ibu dan anak tersebut sebelum pandemi Covid-19.

"Terakhir ketemu sebelum corona, saya lupa tahunnya, itu pun tidak sama sekali ngobrol. Kalau mau kerja juga hanya lewat saja," ungkapnya.

Ai pun mengira ibu dan anak itu, sudah pindah rumah karena kabarnya pernah meminta surat pindah ke RT dan RW setempat.

Ia juga mengaku, selama ini tak pernah mencium bau mayat.

"Meraka hanya berdua di rumah karena domisilinya di sini sudah lama. Tapi setahu saya enggak ada keluarga lain di sini," katanya.

Keyakinan tak ada penghuni di rumah Indah pun diperkuat dengan adanya tulisan rumah dijual.

Bahkan, sempat ada beberapa kali yang menanyakan terkait dijualnya rumah tersebut.

3. Tak Tercium Bau

Ketua RT setempat, Bambang Daryanto, mengatakan ia tak mendapat laporan dari warga terkait bau tak sedap di rumah ibu dan anak itu.

"Enggak ada bau apapun, bau bangkai atau hal yang mencurigakan itu sama sekali enggak ada," katanya saat ditemui di Kompleks Tani Mulya, Kamis (1/8/2024), dilansir TribunJabar.id.

Seorang warga bernama Ai Suryati (54), juga mengaku tak mencium aroma tak sedap dari rumah korban.

 Padahal, Ai bertetangga dekat dengan ibu dan anak itu.

"Selama ini warga pun tidak pernah mencium bau mayat dari rumah itu. Jadi memang biasa saja."

"Makanya kita juga kaget kalau ternyata di dalam ada orangnya," ungkap

4. Faktor Kelembaban 

Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, memberi penjelasan perihal kemungkinan banyak warga dan tetangga yang tidak mencium bau yang mencurigakan.

Menurutnya, tak terciumnya aroma mayat dari rumah korban diduga karena faktor suhu cuaca dan kelembaban udara.

"Memang masyarakat juga tidak mencium bau yang mencurigakan karena mungkin bisa saja dari suhu cuaca dan dari kelembaban seperti yang disampaikan oleh tim forensik," bebernya, Kamis.

Selain itu, warga juga menganggap rumah itu dijual karena terdapat bukti tulisan 'dijual' yang terpajang di depan rumah tersebut.

Sehingga, warga sekitar menganggap rumah itu dalam keadaan kosong.

"Kedua memang tidak ada yang mencurigakan karena di depan rumahnya itu dituliskan dijual, sehingga masyarakat tidak mencurigai," imbuhnya

5. Belasan Saksi Diperiksa

Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, mengatakan, pihaknya telah memeriksa 11 saksi.

"Saksi yang diperiksa itu di antaranya yang diduga suaminya. Kemudian nama-nama yang tertera di dinding. Kemudian RT setempat, RW setempat, tetangga, serta keluarga," ujar Tri di Mapolres Cimahi, Jumat (2/8/2024).

Ia mengatakan, anggota Satreskrim Polres Cimahi masih menyelidiki kasus ini, termasuk menyelidiki tulisan yang ada pada dinding dan USB drive.

"Dari bukti-bukti yang ada seperti tulisan, baik itu dari tulisan tembok dan tulisan yang ada di buku, sedang kita bandingkan apakah sama atau tidak," kata Tri.

Terkait temuan ini, kata dia, harus disampaikan secara komprehensif sampai dengan ada hasil dari tim forensik untuk mengungkap penyebab kematian ibu dan anak itu meskipun sejauh ini sudah sedikit bisa disimpulkan.

Tulisan di dinding rumah tempat kerangka ibu dan anak ditemukan di Kompleks Tanimulya Indah, RT 10/15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB). (Istimewa)
 
"Tapi yang jelas yang paling utama adalah kita harus bisa menentukan bahwa kerangka jenazah tersebut merupakan ibu dan anak yang disangkakan. Jangan sampai nanti kita sudah menyampaikan, ternyata bukan," ucapnya.

(TribunJabar.id/TribunWow.com/Tribunnews.com)

 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved