Berita Daerah
Pencarian Kaifat Rafi Mubarok di Gunung Rinjani Belum Membuahkan Hasil, Tim SAR Pakai Drone Thermal
Pencarian Kaifat Rafi Mubarok (16), pendaki asal Jakarta yang hilang di Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat (NTT) belum membuahkan hasil.
TRIBUNTANGERANG.COM, LOMBOK - Pencarian Kaifat Rafi Mubarok (16), pendaki asal Jakarta yang hilang di Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat (NTT) belum membuahkan hasil.
Padahal Kaifat Rafi Mubarok sudah sepekan dilaporkan hilang usai dikabarkan terjatuh saat melakukan pendakian ke Gunung Rinjani.
Sulitnya akses untuk menelusuri lokasi jatuhnya Kaifat Rafi Mubarok, kini Tim SAR melaporkan menggunakan drone thermal untuk memastikan titik keberadaan korban.
Kepala Kantor SAR Mataram Lalu Wahyu Efendi mengatakan tim SAR tidak hanya mengandalkan pencarian manual. Penggunaan drone thermal yang diharapkan dapat mendeteksi keberadaan korban.
"Penggunaan drone untuk menyisir area yang lebih luas dan yang sulit dijangkau," kata Wahyu dalam keterangan tertulis dikutip Tribunlombok.com, Minggu (6/10/2024).
Selain itu, dua personel juga diturunkan langsung ke tebing yang dicurigai menjadi tempat jatuhnya korban dengan kedalaman mencapai 500 meter, untuk melakukan pencarian secara manual.
"Hingga sore korban belum ditemukan, pencarian dilanjutkan besok pagi," tambahnya.
Kondisi medan yang sulit dan cuaca yang tidak menentu menjadi kendala dalam proses pencarian korban.
Sebelumnya korban dilaporkan hilang setelah jatuh ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani pada Minggu (29/9) sore.
Kaifat Rafi Mubarok bersama temanya Muhammad Afifah Reza sempat tergelincir ke jurang saat melakukan pendakian ke puncak Gunung Rinjani.
Saat tergelicir Muhammad Afifah Reza sempat berpegangan pada kayu, sedangkan Kaifat Rafi Mubarok bergegangan pada batu namun terlepas hingga jatuh ke tebing arah Danau Segara Anak.
Dikabarkan jika kedua korban mendaki ke puncak Gunung Rinjani bersama 11 temannya selama 4 hari dari 28 September 2024 hingga 1 Oktober 2024.
Sayangnya hingga dilaporkan hilang, Kaifat Rafi Mubarok belum juga kunjung ditemukan meski tim SAR sudah melakukan upaya pencarian.
"Kita masih dalam proses pencarian, belum ditemukan, kami masih berupaya karena jurang cukup dalam 300 meter, tapi tim berupaya keras," kata Kapolsek Sembalun, dikutip Kompas.com, Rabu (2/10/2024)
Selain kondisi cuaca buruk, angin kencang serta kabut di area titik hilannya korban, dikondisi kurang tempat diperkirakan korban terjatuh cukup dalam.
Juru Bicara Badan SAR Mataram, I Gusti Lanang Wisnuwananda mengatakan, tim SAR Mataram dan peralatan sudah bergabung bersama tim TNGR dan aparat Polsek Sembalun untuk mencari keberadaan Rafi.
"Truk personel sudah jalan, membawa peralatan moutaineering, komunikasi dan alat yang dibutuhkan dalam proses pencarian korban," kata Lanang.
Kepala Resort TNGR Sembalun, Taufikurrahman Rafi mendaki Gunung Rinjani bersama temannya, Reza, Rijal, Ramdhan dan Alfarizi. Mereka mendaki Rinjani pada Sabtu (29/9/2024) melalui pintu Sembalun.
"Mereka memuncak (mendaki ke puncak Rinjani) Minggu dini hari sekitar pukul 01.00 Wita. Menurut keterangan rekannya bernama Ramadhan, korban Rafi, Reza dan dirinya (Ramadhan) tiba di puncak Rinjani sekitar pukul 10.00 Wita. Beberapa saat di puncak, ketiganya ini turun ke arah Pelawangan secara terpisah dengan rombongan lainnya," Jelas Taufik.
Rafi turun bersama Reza. Sementara Ramadhan tertinggal karena istirahat.
"Namun begitu Ramadhan tiba di Pelawangan pukul 13.00 Wita, kedua rekannya tidak terlihat bersama rombongan lainnya, baru pukul 16.00 Wita rekan-rekan kedua korban (Rafi dan Reza) dilaporkan salah jalur saat turun dari puncak dan mengalami kecelakaan," kata Taufik menjelaskan.
Kabar mengenai kecelakaan itu disampaikan oleh Reza yang selamat melalui Instagramnya. Pada pukul 17.00 Wita, beberapa rekan korban kembali naik ke arah puncak untuk menjemput Reza dan Rafi.
Namun, mereka hanya menemukan Reza di lokasi kejadian dalam posisi terduduk di atas bukit arah Pungungan.
"Korban selamat (Reza) mengatakan jika rekannya Rafi terjatuh lebih dalam dan tidak bisa dia selamatkan. Kemudian rombongan ini turun untuk meminta bantuan pada porter dan pengunjung lain," kata Taufik.
Mereka agak kesulitan memberikan informasi ke Resort TNGR Sembalun karena terkendala sinyal dan keterbatasan kontak petugas.
Karena situasi itu, rekan-rekan korban melanjutkan perjalanan ke Pos II dan baru tiba pada Senin (30/9/2024) siang sekitar pukul 14.30 Wita dan menyampaikan laporan insiden itu pada petugas di Pos II Jalur Sembalun.
"Mereka tiba pukul 18.00 Wita, dan petugas langsung bergerak, sementara rekan-rekan korban menunggu di shelter emergency Pelawangan Sembalun," katanya.
(Kompas.com/Fitri Rachmawati/Tribunlombok.com)
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Kejanggalan Tewasnya Brigadir Esco Fasca Rely, Sempat Dilaporkan Hilang, Istrinya jadi Tersangka |
![]() |
---|
Modus Baru Terbongkar, 900 Butir Obat Terlarang Jenis Trihex Nyaris Masuk Lapas Manado |
![]() |
---|
Tambang Nikel Ilegal Diduga Milik Istri Orang Nomor Satu Sultra Disegel |
![]() |
---|
Bos Sindikat Uang Palsu UIN Alauddin Beberkan Permintaan Suap Jaksa Rp5 Miliar untuk Bebas Hukum |
![]() |
---|
Hotman Paris Murka Dengan Kepala Desa Cianaga Usai Balita Meninggal Karena Cacingan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.