Kronologi Nanang 'Gimbal' Irawan Tikam Sandy Permana hingga Tewas, Ternyata Simpan Dendam Sejak Lama

Sandy sempat ditemukan warga masih bernafas. Namun saat dibawa ke rumah sakit, Sandy meninggal dunia didduga kehabisan darah.

Editor: Joseph Wesly
(Bidik layar YouTube Sandy Permana TV)
Sandy Permana, pemeran Arya Soma di serial Mak Lampir. Sandy meninggal dunia usai menjadi korban penusukan, Minggu (12/1/2025). 

Nanang pun pindah atau mengontrak ke blok lain di Perumahan TNI/Polri Cibarusah Jaya.

“Sekitar Oktober 2024 di lingkup RT tempat tersangka tinggal, diadakan acara rapat penurunan RT 005 RW 008 karena diduga Ketua RT yang saat itu menjabat selingkuh dengan warga sekitar,” ujar Wira.

Dalam acara tersebut, Sandy disebut menyampaikan pendapat dengan cara teriak. Dia juga sempat cekcok dengan istri ketua RT yang saat itu menjabat.

“Lalu tersangka menegur korban dengan kalimat, ‘Enggak usah teriak-teriak, biasa saja’. Namun, korban memelototi tersangka dan berkata kepada tersangka dengan kalimat ‘lu bukan warga sini, enggak usah ikut-ikutan’,” tutur Wira.

Baca juga: Kronologi Penangkapan Nanang Gimbal Pelaku Pembunuhan Sandy Permana: Sembunyi di TPU

Mendengar ucapan Sandy, Nanang hanya diam. Namun, rasa dendam kian memuncak sejak kejadian tersebut. 

Keesokan harinya setelah rapat penurunan ketua RT, istri Nanang berinisial Y disomasi oleh Sandy melalui WhatsApp.

“Yang berisi tuduhan bahwa tersangka ingin menyerang korban pada saat rapat. Mendengar informasi dari istri tersangka tersebut, tersangka tidak menanggapinya. Namun, menambah rasa benci tersangka terhadap korban,” kata dia.

Hampir tiga bulan kemudian tepatnya pada Minggu (12/1/2025) pukul 06.30 WIB,

Nanang yang tengah memperbaiki sepeda motor di pinggir jalan depan rumahnya melihat Sandy melintas mengendarai sepeda motor listrik.

Saat itu, Sandy tiba-tiba meludah sambil menatap Nanang dengan sinis. Sontak, Nanang emosi. Dia langsung mengambil pisau dari kandang ayam yang berada di samping rumahnya.

“Kemudian tersangka berlari mengejar korban dengan maksud untuk melukai korban serta meluapkan kekesalan yang selama ini tersangka pendam,” ujar Wira.

Nanang seketika menusuk perut kiri korban sebanyak dua kali. Ketika itu, Sandy masih berada di atas sepeda motor listriknya.

Alhasil, Sandy menghentikan kendaraan. Korban berupaya melakukan perlawanan dengan cara menangkis atau menghalangi penusukan.

Hanya saja, Nanang kembali menusuk bagian pelipis kiri Sandy, kepala, dada, dan leher kiri sebanyak satu kali.

“Pada saat korban ingin lari menyelamatkan diri, tersangka mengejar dan menusuk kembali ke arah punggung kiri korban sebanyak satu kali sehingga membuat motornya terjatuh,” urai Wira.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved