Kronologi Emak-emak di Pamulang Tangsel Meninggal Dunia Usai Kelelahan Antre Elpiji 3 Kg

Kebijakan pemerintah melarang pengecer dan toko kelontong menjual gas LPG berukuran 3 kilogram (kg) memakan korban jiwa.

Editor: Joko Supriyanto
TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah Mico
SUASANA RUMAH DUKA - lansia bernama Yonih (62) yang meninggal dunia usai mengantre gas ukuran 3 kilogram, di kawasan jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025). (TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah Mico)   

Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Kebijakan pemerintah melarang pengecer dan toko kelontong menjual gas LPG berukuran 3 kilogram (kg) memakan korban jiwa.

Pas alnya peraturan yang berlaku sejak hari ini menimbulkan kekacauan masyarakat di berbagai daerah lantaran antrean panjang di setiap pangkalan gas elpiji 3 kg yang ada di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Bahkan antrean untuk membeli gas subsidi tersebut mencapai ratusan meter yang membuat masyarakat menunggu hingga berjam-jam.

Perjuangan berat untuk membeli gas elpiji seharga Rp 19.000 itu membuat banyak warga menjadi kelelahan lantaran harus menunggu sejak pagi karena tidak dapat makan.

Seperti yang menimpa Yonih binti Saman, lansia berusia 68 tahun itu meninggal dunia usai berjuang mengantre pembelian tabung gas subsidi 3 kilogram.

Salah seorang kerabat korban, Dedi mengatakan, besannya tersebut merupakan warga Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

"Almarhum kayanya meninggal dunia karena kelelahan kayaknya setelah mengikuti antrean tabung gas 3 kg," ujar Dedi, Senin (3/2/2025).

Kemudian ia menerangkan, almarhumah ikut antrean di pangkalan tabung gas elpiji yang letaknya sekitar 300 meter dari rumah duka di Jalan Kampung Ciledug, Jalan Beringin RT 01 RW 07, Pamulang Barat.

Pasalnya Yonih disebutkan telah berangkat dari rumahnya sejak pukul 10.00 WIB dan berjuang mencari penjual gas hingga lebih dari satu jam lamanya.

"Usai dapat isi tabung gas elpiji Yonih langsung pulang melewati jalan tanjakan, di tengah jalan korban terjatuh," kata dia.

"Sudah antre beli di pangkalan, terus jalan lewat tanjakan sambil nenteng dua tabung gas makanya semakin membuat korban kelelahan," ungkapnya.

Baca juga: Mulai Hari Ini Prabowo Perintahkan Pengecer Boleh Kembali Jualan Elpiji 3 Kilo

Menurut Dedi besannya tersebut sempat pingsan terlebih dahulu sebelum meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Permata. 

Sebagai informasi bagi masyarakat Tangerang Selatan, saat ini pembelian gas bersubsidi hanya dapat dilakukan di pangkalan gas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 

Kebijakan itu diterapkan untuk mengontrol distribusi gas subsidi agar tepat sasaran dan mengurangi potensi penyalahgunaan yang bisa merugikan warga yang berhak.

"Almarhumah Yonih dimakamkan di dekat rumah duka TPBU Wakaf RW 007," jelasnya. (m28)

 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved