Elpiji 3 Kilogram Langka

Pasokan Gas LPG 3 Kg Kosong di Pengecer, Pedagang Nilai Kebijakan Sub Pangkalan Menyulitkan Rakyat

Sampai sekarang belum dianter lagi gas, mungkin karena masyarakat masih pada beli langsung ke pangkalan, seperti yang lagi ramai sekarang

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro
PENGECER ELPIJI- Pedagang eceran gas LPG 3 kilogram, Warno saat diwawancarai TribunTangerang.com di Kawasan Cibodas, Kota Tangerang, Banten, Jumat (7/2/2025). Warno mengatakan bahwa aturan pengecer dilarang menjual gas subsidi bikin susah rakyat. (TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro). 

Hal tersebut dilakukan guna memudahkan para pengecer dalam membeli pasokan dan tidak kesulitan dalam penerapannya secara langsung.


"Aturan pemerintah mah bantu rakyat, jangan malah semakin disusahin, kami ini rakyat kecil seharusnya bikin peraturan atau kebijakan yang memudahkan dan membantu masyarakat kecil," jelas Warno.

Diberitakan sebelumnya, Menteri ESDM RI Bahlil Lahadalia mengubah kebijakan penjualan gas LPG 3 kilogram untuk masyarakat hanya melalui pangkalan.   

Hal tersebut dilakukan menyusul timbulnya kekacauan akan pembelian gas elpiji bersubdi itu di berbagai daerah, termasuk Kota Tangerang.

Dengan demikian pengecer ataupun warung kelontong dapat kembali menjual LPG berwarna hijau yang kerap disebut gas melon itu secara langsung kepada warga.

"Mulai hari ini pembelian gas LPG 3 kg bisa kembali dilakukan lewat pengecer agar lebih dekat ke masyarakat," ujar Bahlil kepada awak media di Kota Tangerang, Selasa (4/2/2025) kemarin.

Lebih lanjut ia menjelaskan, mulai hari ini seluruh warung pengecer gas LPG 3 kg statusnya ditetapkan menjadi sub-pangkalan.

Dinaikannya status tersebut bertujuan agar harga gas di pasaran bisa langsung dipantau oleh negara dan tidak ada lagi oknum yang mempermainkan harga gas yang disubsidi oleh pemerintah.

"Tentu penjualannya dengan harga yang kami kontrol, agar harga (di pengecer) tidak dinaikkan semau-maunya," kata dia.

Menurutnya, harga di sub-pangkalan ataupun pengecer gas elpiji 3 kilogram maksimal seharga Rp 19.000 per tabung.

Nilai tersebut sesuai dengan Harga Eceran Tertingi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah sesuai dengan harga yang dijual pada setiap pangkalan gas elpiji subsidi.

"Kami minta harganya tidak boleh lebih dari Rp 19.000, maksimal harus Rp 19.000, sesuai HET dan ini dilakukan terus-menerus," tuturnya.

"Kalau harganya dinaikkan Rp 25.000 sampai Rp 30 ribu per tabung itu kan kasihan warga, sementara subsidinya paling tinggi Rp 19.000 mereka jualan," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Bahlil Lahadalia menjadi sasaran amukan masyarakat atas langkanya pasokan gas LPG 3 kilogram.

Hal tersebut terjadi saat meninjau Pangkalan Gas LPG 3 kg Budi Setiawan di Jalan Palem Raya, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved