Upaya dan Respon Cepat Pemkot Tangerang Tangani Banjir yang Surut dalam 3 Hari Tuai Pujian

Upaya Pemerintah Kota Tangerang dalam menangani banjir yang terjadi di 14 titik sejak Selasa (4/3/2025) lalu mendapat sorotan dari beragam kalangan.

|
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro
PENGAMAT - Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul saat diwawancarai TribunTangerang.com di Kawasan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Minggu (9/3). (TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro) 

"Suka tidak suka, jika Sachrudin bisa menyelesaikan persoalan banjir di Kampung Candulan ini, menurut saya dia akan melewati keberhasilan wali kota-wali kota sebelumnya, seperti Wahidin Halim dan Arif Wismansyah," terangnya.

Guna menghindari terjadinya peristiwa yang sama, Pemerintah Kota Tangerang memastikan diri akan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jakarta.

Sebab belasan titik banjir tersebut disebabkan oleh aliran Kali Angke yang meluap hingga ke pemukiman masyarakat lantaran pembangunan tanggul yang belum rampung sepenuhnya di tepi sungai.

Sehingga diharapkan volume air ketika bertambah yang tak lagi tertampung langsung luber ke tempat tinggal warga.

Terlebih aliran Kali Angke sendiri berhubungan langsung dengan Bogor, Jawa Barat sehingga ketika mendapat kiriman, volume akan bertambah dan meluap ke pemukiman masyarakat sekitarnya.

Maryono Hasan menyebut, pihaknya akan mengajukan usulan pembangunan tanggul Kali Angke terlebih dahulu kepada Pemprov DKI Jakarta.

"Selanjutnya kami coba mengusulkan untuk pengerjaan tanggul atau tandon air di wilayah candulan untuk posisi di Kali Angke dan menjadi bagian dari permasalahan yang meluap setiap kali hujan," jelasnya. 

Diberitakan sebelumnya, Ratusan rumah di Kampung Candulan dan Candiga, Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang terendam banjir setinggi 150 sentimeter (cm).

Wali Kota Tangerang Sachrudin mengatakan, 250 Kepala Keluarga (KK) di dua kampung tersebut terkena dampak banjir dengan ketinggian yang mencapai leher orang dewasa.

"Hari ini saya sedang meninjau lokasi pemukiman warga yang terendam banjir karena sampai siang menjelang sore hari, sudah ada 250 kepala keluarga yang terdampak," ujar Sachrudin kepada TribunTangerang.com di atas perahu karet usai meninjau posko pengungsian beberapa waktu lalu.

Kemudian ia menerangkan, penyebab banjir tersebut ialah intensitas hujan yang cukup tinggi sehingga menyebabkan aliran Kali Angke meluap sampai ke rumah warga.

Akibatnya puluhan warga terpaksa harus mengungsi lantaran air yang masuk ke dalam tempat tinggal mereka nyaris menutupi seluruh area ruang tamu rumah.

Dua lokasi tertinggi yang tidak dilanda banjir pun dijadikan sebagai pengungsian darurat oleh warga setempat yakni sebuah masjid dan di lokasi Rumah Pemotongan Hewan (RPH).

"Banjir disebabkan karena curah hujan yang tinggi sehingga Kali Angke yang sudah ditanggul meluap ke pemukiman warga karena ada kiriman dari Bogor," kata dia.

"Dari hasil peninjauan ke lokasi ada 2 posko pengungsian untuk warga yaitu 30 orang di masjid kemudian ada 40 orang mengungsi ke RPH," paparnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved