Alasan Dedi Mulyadi Dicopot Bupati Purwakarta usai Bikin Kebijakan yang Memberatkan Orang Tua Siswa

Pasalnya Dedi Mulyadi bikin kebijakan tidak populer. Dia mewajibkan para siswanya mengenakan baju lebaran di hari pertama masuk sekolah

Editor: Joseph Wesly
(Tribun Tangerang/Gilbert Sem Sandro)
DEDI MULYADI DICOPOT- Dedi Mulyadi dicopot sebagai kepala sekolah SDN Sawahkulon Purwakarta karena bikin kebijakan memberatkan. Dedi meminta pelajar menggunakan baju lebaran saat masuk perdana sekolah. (Arsip/Tribun Tangerang/Gilbert Sem Sandro) 

TRIBUN TANGERANG.COM, PURWAKARTA- Viral aksi pencopotan Dedi Mulyadi sebagai kepala sekolah (kepsek) SDN Sawahkulon Purwakarta.

Dedi Mulyadi dicopot karena bikin kebijakan yang memberatkan orang tua siswa.

Pasalnya Dedi Mulyadi bikin kebijakan tidak populer. Dia mewajibkan para siswanya mengenakan baju lebaran di hari pertama masuk sekolah.

Aksi itu dianggap memberatkan karena meminta pelajar mengunakan baju lebaran.

Pasalnya belum pada lebaran kali ini para pelajar memiliki baju lebaran yang dibelikan orang tuanya.

Hal yang dianggap Dedi Mulyadi dicopot karena dianggap tidak peka sebagai seorang pemimpin di institusi pendidikan.

Kebijakan kontroversi ini menimbulkan protes hingga diketahui oleh Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein.

Saepul mengambil langkah tegas untuk mencopot Dedi Mulyadi dari jabatan Kepsek SDN Sawahkulon.

"Saya perintahkan Disdik Purwakarta untuk segera menonaktifkan Kepala SDN Sawahkulon," katanya, dikutip dari TribunJabar.id, Jumat (11/4/2025).

Lebih jauh, Saepul menilai, kebijakan mewajibkan siswa memakai baju lebaran tidak pas.

Hal tersebut bisa saja memberatkan orang tua siswa yang harus membeli baju apabila anaknya tidak punya baju lebaran.

"Kebijakan yang dibuatnya tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi orang tua siswa dan berpotensi menambah beban mereka," tegas Saepul.

Terakhir, Saepul, berharap kejadian kepala sekolah membuat kebijakan tak pantas tidak terulang di kemudian hari.

"Menekankan pentingnya kebijakan yang mengutamakan kepentingan pendidikan serta kesejahteraan masyarakat," tutupnya.

Tidak relevan

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta, Purwanto membenarkan telah mencopot Dedi Mulyadi.

"Yang bersangkutan (Dedi Mulyadi) sudah kami nonaktifkan."

"Untuk sementara, Kepala SDN Sawahkulon dijabat oleh pelaksana tugas," katanya.

Purwanto juga menyebut mewajibkan memakai baju lebaran tidak relevan dengan proses pembelajaran siswa.

Ia menilai, kebijakan tersebut merugikan siswa dan orang tuanya.

"Hal-hal seperti pakaian lebaran itu tidak ada relevansinya dengan kegiatan pendidikan atau silaturahmi."

"Jangan sampai mengeluarkan kebijakan yang justru merugikan atau membingungkan orang tua siswa," tegasnya.

Terima dicopot

Dalam kesempatan lain, Dedi Mulyadi tidak mempermasalahkan dirinya dicopot dari jabatan Kepsek SDN Sawahkulon.

"Saya menerima keputusan Disdik Purwakarta," ujar dia, dikutip dari TribunJabar.id.

Di sisi lain, Dedi Mulyadi bersyukur atas kontroversi kebijakan mewajibkan siswa memakai baju lebaran saat hari pertama masuk sekolah.

Ia berharap kasus ini menjadi pembelajaran baginya sendiri.

"Insya Allah, ini adalah langkah yang baik bagi saya untuk lebih bersyukur," timpalnya.

"Saya berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan, semoga saya bisa berkontribusi lebih baik di tempat lain," tutup Dedi Mulyadi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved