Pagar Laut di Tangerang

Direncanakan Hari Ini, KKP Belum Bongkar Pagar Laut Tersisa, Nelayan: Mohon Dipercepat

Rencana hari Rabu, 16 April 2025 besok kami akan mulai lagi pembongkaran pagar laut

Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Nurmahadi
PAGAR LAUT- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) belum mulai melakukan pembongkaran pagar laut tersisa di Desa Kohod, Kecamatan, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (14/4/2025). Hinga kini pagar laut di Desa Kohod masih berdiri kokoh. (Tribuntangerang.com/Nurmahadi) 

Laporan Reporter Tribuntangerang.com, Nurmahadi

TRIBUNTANGERANG.COM, PAKUHAJI- Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI tampaknya belum melakukan pembongkaran pagar laut tersisa di Perairan Utara Tangerang. 

Meskipun sebelumnya, Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PDKP) KKP, Pung Nugroho Laksono mengatakan, pihaknya akan mulai melakukan pembongkaran pada hari ini, Rabu 16 April 2025.

"Rencana hari Rabu, 16 April 2025 besok kami akan mulai lagi pembongkaran pagar laut," kata dia saat dikonfirmasi, Minggu (13/4/2025). 

Berdasarkan pantauan di laut Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Rabu (16/4/2025) siang, cerucuk bambu berukuran besar dan berjajar itu tampak masih kokoh berdiri. 

Bilah bambu yang menancap ke dalam permukaan laut tersebut tampaknya mustahil jika dicabut dengan mengandalkan tenaga manusia. 

Pasalnya, pagar bambu yang berbentuk kavling itu, tampak berukuran besar, dengan diameter sekitar 10 sentimeter. 

Di sisi lain, satu unit kapal pengawasan perikanan dan dua kapal boat dari Direktorat Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, tampak sudah bersiaga di sekitar kavling pagar laut. 

Kendati begitu, para petugas mengaku tidak tahu jika hari ini akan direncanakan pembongkaran pagar laut tersisa. 

"Kurang tau (soal pembongkaran), saya cuma ditugaskan untuk bersiaga di sini," ujar salah satu petugas dari PSDKP. 

Sementara itu, satu di antara nelayan Alar Jiban, Desa Kohod, Marto meminta pihak KKP untuk segera merampungkan pembongkaran pagar laut yang masih tersisa. 

"Ya saya ucapkan terima kasih juga yang mana mereka sudah respon. Memang keinginan kami pagar laut itu harus dicabut dengan tuntas. Artinya aktivitas nelayan kami juga tidak ragu untuk menebar jaring dan sebagainya ya," kata Marto saat diwawancarai di lokasi. 

"Oh iya, betul. Karena patok bambu ini memang ditancapnya melalui eskavator, maka pencabutannya pun memang harus pakai alat berat lagi. Ya, tadi saya info-nya hari ini, cuma enggak tahu ini tadi sempat ke sana ngecek, itu belum dimulai," tambahnya. 

Marto mengaku, pagar laut yang belum dibongkar itu masih menyulitkan dirinya saat akan mencari ikan di laut. 

Terlebih, pantahan bambu yang tersembunyi di dalam air kerap merusak jaring dan baling-baling kapal. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved