Reaksi Dedi Mulyadi Disebut Gubernur Konten oleh Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud di DPR RI

Netizen menganggap apa yang diunggah Dedi Mulyadi merupakan hal yang positif meski tetap ada juga suara-suara sumbang yang muncul

Editor: Joseph Wesly
(Tribun)
DISEBUT GUBERNUR KONTEN- Gubernur Jawa Barat Dedi mulyadi dan Gubernur Kaltim Rudi Mas'ud. Gubernur Kaltim Rudi Mas'ud menyebut Dedi Mulyadi gubernur konten di Ruang Rapat Komisi II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/4/2025). (Tribun) 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dikenal suka membagikan kegiatannya sehari-hari di media sosial mililknya.

Mulai dari aktivitas formal dan informalnya dia rekam dan unggah di akun instagram miliknya.

Video yang dia unggah di akun medsos tersebut hampir semuanya viral dan banyak direspons netizen.

Netizen menganggap apa yang diunggah Dedi Mulyadi merupakan hal yang positif meski tetap ada juga suara-suara sumbang yang muncul.

Paling anyar, Dedi Mulyadi mengunggah video soal perdebatannya dengan seorang gadis cantik bersama Aura Cinta.

Keduanya berdebat soal uang untuk wisuda sekolah hingga penggusuran rumah yang berada di atas lahan milik pemerintah.

Aktivitas Dedi Mulyadi yang kerap mengunggah video aktivitasnya sebagai Gubernur Jawab Barat membuatnya mendapatkan julukan gubernur konten.

Julukan itu diberikan oleh Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud. 

Baca juga: Respons Dedi Mulyadi Perdebatannya dengan Aura Cinta Disebut Settingan karena Aura Sudah 20 Tahun

Percakapan soal Gubernur Konten tersebut hadir dalam rapat kerja antara Komisi II DPR dengan Menteri Dalam Negeri dan gubernur seluruh provinsi, pada Selasa (29/4/2025). 

Dalam rapat tersebut, Rudy awalnya menyampaikan salam kepada jajaran Komisi II, pemerintah, dan gubernur yang hadir. 

Termasuk Dedi Mulyadi yang disebutnya sebagai Gubernur Konten.

"Yang saya hormati Bu Wamendagri, terima kasih banyak Ibu Wamen, dan seluruh gubernur yang hadir hari ini. Kang Dedi, Gubernur Konten. Mantap nih Kang Dedi. Dan seluruh pejabat eselon I Kemendagri yang hadir. Bupati, wali kota via Zoom," ujar Rudy Mas'ud di Ruang Rapat Komisi II, Kompleks Parlemen, Jakarta. 

Setelah salamnya tersebut, Rudy memaparkan hasil kerjanya selama menjadi Gubernur Kalimantan. Ketika giliran Dedi Mulyadi bicara, ia menanggapi sebutan Gubernur Konten yang disampaikan Rudy. 

Ungkapnya, upaya untuk memvideokan kegiatannya tersebut rupanya dapat menurunkan anggaran untuk beriklan. 

"Tadi Pak Gubernur Kaltim mengatakan Gubernur Konten. Alhamdulillah dari konten yang saya miliki itu bisa menurunkan belanja rutin iklan," ujar Dedi Mulyadi. 

Baca juga: Respons Dedi Mulyadi Soal Ultimatum Ormas Grib Jaya: Saya Dengarkan Jika Kritiknya Bermanfaat

Dedi Mulyadi menyampaikan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat biasanya menganggarkan Rp 50 miliar untuk beriklan. 

Sedangkan sekarang, Pemprov Jawa Barat hanya membutuhkan Rp 3 miliar untuk anggaran iklan. "Biasanya iklan di Pemprov Jabar kerja sama medianya Rp 50 miliar. 

Sekarang cukup Rp 3 miliar tapi viral terus. Terima kasih," kata Dedi Mulyadi

Video Viral Belum setahun Dedi Mulyadi menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, banyak konten videonya yang viral dan menjadi pembicaraan. 

Terbaru adalah video debat antara Dedi Mulyadi dengan Aura Cinta yang merana siswa SMA asal Kabupaten Bekasi Jawa Barat. 

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube resmi Dedi Mulyadi pada 26 April 2025, Aura mempersoalkan kebijakan pelarangan wisuda sekolah yang diterapkan oleh pemerintah daerah. 

"Kalau tanpa perpisahan, emang kehilangan kenangan? Kenangan bukan pada saat perpisahan, tapi kenangan indah itu saat proses belajar selama tiga tahun," kata Dedi. 

Aura kemudian mengatakan, wisuda atau acara perpisahan tetap penting sebagai bentuk kenangan bersama teman-teman, meski dengan biaya yang minimal. 

Namun Dedi menegaskan, kebijakan melarang wisuda sekolah dan study tour diberlakukan untuk meringankan beban orangtua siswa. 

Ia menyebutkan bahwa wisuda seharusnya hanya dilakukan di tingkat perguruan tinggi, bukan di TK, SMP, atau SMA. 

"Sudah jelas TK, SD, SMP, SMA, tidak boleh ada wisuda, sudah. Kenaikan kelas, kenaikan kelas. Kelulusan, kelulusan," kata Dedi Mulyadi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved