Revitalisasi SMP Negeri 20 Tangsel Dihentikan Akibat Diprotes Warga, Begini Kondisinya

Revitalisasi Sekolah Menengah pertama (SMP) Negeri 20 Kota Tangerang Selatan mendapat penolakan dari warga Komplek Permata Pamulang, Kamis (15/5/2025)

TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico
SMPN 2 TANGSEL - Suasana Sekolah SMP Negeri 20 Kota Tangerang Selatan yang akan direvitalisasi namun harus tersendat karena ada penolakan dari warga.(TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

Laporan Wartawan TribunTangerang.com, Ikhwana Mutuah Mico

TRIBUNTANGERANG.COM, PAMULANG - Revitalisasi Sekolah Menengah pertama (SMP) Negeri 20 Kota Tangerang Selatan mendapat penolakan dari warga Komplek Permata Pamulang, Kamis (15/5/2025).

Aksi protes warga yang memasang spanduk dan menghentikan sementara aktivitas pembangunan viral di media sosial dan mendapat banyak pertanyaan.

Saat TribunTangerang.com mendatangi lokasi, proyek revitalisasi terhenti usai mendapat penolakan dari warga Komplek Permata Pamulang

Saat ditemui di lokasi pada Kamis (15/5/2025) pukul 11.00 WIB tidak tampak aktivitas pembangunan. 

Tiga pekerja hanya duduk menunggu tanpa memulai pekerjaan, sementara eskavator kuning terdiam di atas puing-puing sisa pembongkaran gedung, menandai terhentinya proses yang belum sempat berjalan jauh.

Adapun, sekolah yang berdiri di tengah-tengah permukiman ini berbatasan langsung dengan rumah warga di bagian belakang. 

TribunTangerang.com mewawancarai Ketua RT 02/04 Permata Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua RT bernama Muhammad Desra Yusuf menjelaskan bahwa penolakan dilakukan karena warga tidak pernah diajak musyawarah terkait rencana pembangunan sekolah.

Menurut pengakuan Desra sejak  pengerjaan awal revitalisasi dimulai, warga mengaku tidak pernah diajak berdiskusi atau musyawarah terkait detail pembangunan yang dilakukan di lingkungan tempat tinggal mereka.

Oleh karena itu, pihaknya melakukan protes dan memasang spanduk. Terlebih lagi, komunikasi antara pihak sekolah dan warga sejak awal sangat minim.

"Tidak ada komunikasi. Apakah mau dibangun sekian lantai, mapping masa bangunan seperti apa, jalur sirkulasinya seperti apa, itu tidak pernah dijelaskan ke warga,” kata Desra saat ditemui TribunTangerang.com di SMPN 20 Tangsel, Pamulang, Kamis (15/5/2025).

Warga mengaku telah beberapa kali berupaya menjalin komunikasi melalui Ketua RW, pihak kelurahan, hingga menginisiasi pertemuan di balai kelurahan pada September 2023. 

Namun, pertemuan itu dinilai tidak membahas substansi rencana pembangunan secara transparan.

Menurut warga, keterlibatan mereka sangat penting mengingat lokasi sekolah yang berdiri tepat di tengah permukiman. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved