Kisah Pemilik Toko Hio Abadi Pasar Lama Tangerang, Tak Pernah Libur Berjualan Selama 40 Tahun

Toko ini sudah ada dari zaman bapak saya yang sudah lebih 40 tahun lalu masih buka, jadi toko ini sudah ada hingga dua generasi

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joseph Wesly
(TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro)
TAK PERNAH LIBUR- Pemilik Toko Hio Abadi, Widia saat diwawancarai di Kawasan Pasar Lama, Sukasari, Kota Tangerang, Banten, Senin (11/8/2025). Toko ini tidak pernah libur berjualan selama 40 tahun. (TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro) 

Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG- Kota Tangerang terkenal dengan kekayaan budaya beragam yang masih kokoh berdiri hingga saat ini di tengah gempuran perkembangan zaman. Bukan hanya menjadi sekedar cerita masa lalu, melainkan kehidupan yang terus ada hingga saat ini seperti halnya etnis Cina Benteng.

Sebutan ini muncul karene keberadaan benteng pertahanan yang dibangun Belanda di tepi Sungai Cisadane dan masyarakat Tionghoa tinggal di sekitarnya.

Bukti nyata keberadaan Cina Benteng ialah dengan berdirinya sejumlah vihara atau klenteng tertua di Provinsi Banten yaitu Boen Tek Bio dan Boen San Bio.

Selain itu banyaknya masyarakat Tionghoa yang bekerja menjadi pedagang, jadi bukti kuat peradaban umat Tionghoa masih eksis di Kota Tangerang diantaranya Kawasan Pasar Lama.

Pasar yang telah menjadi pusat perdagangan sejak zaman Kerajaan Tarumanegara itu terus berkembang pesat seiring dengan perkembangan zaman.

Pasalnya pasar yang berlokasi di Jalan Kisamaun, Sukasari, Kota Tangerang, Provinsi Banten tersebut menjadi titik pertemuan beragam budaya khususnya budaya Cina Benteng dengan masyarakat lokal seperti masyarakat Sunda dan Betawi.

Sejumlah toko yang menjual ornamen khas Tionghoa masih berdiri hingga saat ini, salah satunya ialah Toko Hio Abadi.

Toko yang kental dengan barang kebudayaan yang adai di Jalan Bakti nomor 32, Pasar lama, Kota Tangerang ini telah beroperasi sejak tahun 1979 silam.

Pemilik Toko Hio Abadi, Widia mengaku, masih meneruskan usaha orang tuanya itu lantaran memiliki kaitan erat dengan sejarah keluarga. Sebab toko tersebut menjadi satu-satunya mata pencaharian ke dua orang tua dalam membesarkan anak-anaknya.

"Toko ini sudah ada dari zaman bapak saya yang sudah lebih 40 tahun lalu masih buka, jadi toko ini sudah ada hingga dua generasi yang menjaga dan mengelolanya," ujar Widia saat diwawancarai TribunTangerang.com, Senin (11/8/2025).

Wanita yang akrab disapa Cik Wid itu menyebut tidak pernah libur dalam berjualan dan selalu buka setiap hari sejka pukul 07.00 WIB hingga 19.00 WIB.

Di dalam bangunan dengan luas sekira 5x7 meter itu, ia menjual perlengkapan ibadah bagi umat Tionghoa seperti lilin, lampion, angpao, hingga dupa atau hio.

"Kami menjual hio, lilin, kertas, minyak, semua perlatan buat sembayang lah, jadi yang dibakar semua, sisanya paling pernak-pernik atau hiasan dan makanan buat umat yang beribadah," ungkapnya.

Widia melanjutkan ceritanya, yang masih memilih terus menekuni profesi andalan turun-temurunnya tersebut untuk tetap menafkahi anggota keluarganya.

Kesabaran, ketekunan dan kerajinan menjadi kunci utama perjuangannya agar tetap bisa bersaing dengan pedagang lain dan di tengah kecanggihan teknologi.

Kemudian terpaan Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada tahun 2020 lalu juga turut memberikan dampak signifikan terhadap menurunnya penjualan dagangan.

"Selama 46 tahun berjualan tentu ada perbedaan dari sisi pendapatan, sekaran daya beli masyarakat semakin berkurang, mungkin karena teknologi sudah canggih, pembeli lebih suka secara online, teruskan penghasilannya juga mungkin berkurang orang ya akhirnya belanja dikurangin juga," ungkapnya.

Meski demikian Widia masih mampu meraih pendapatan kotor sebesar Rp 2 juta dalam setiap harinya. Ketika menjelang akhir pekan penghasilan terasa bertambah lantaran omzet sebesar Rp 5 juta.

Adapun keuntungan besar yang dapat diraihnya hanya ketika Tahun Baru Imlek tiba setiap awal tahun. Hasil penjualan melesat sejak dua minggu menjelang Imlek yang berkisar diantara Rp 15 juta hingga Rp 20 juta dalam satu harinya.

Selain karena pelanggan yang datang untuk berbelanja, tingginya pendapatan yang diraih juga berasal dari pembeli lama atau langganan yang telah mempercayai Toko Hio Abadi.

Sebab pelanggan toko tersebut tidak hanya berasal dari Kota Tangerang saja, melainkan dari wilayah Jakarta, hingga beberapa wilayah di Jawa Barat seperti Bogor dan Subang.

"Penurunan penjualan sendiri berasa itu abis musim virus Corona adalah sekira 30 persen berkurang penjualan, ditambah setelah Covid pedagang online langsung bermunculan, yaudah makin berkurang penjualan," tuturnya.

"Tapi syukurnya kalau musim Imlek, terus sembahyang kuburan atau Cheng Beng dan Cap Go Meh pembeli bisa ramai lagi, lumayan lah bisa dapat 10 sampai 15jutaan, paling banyak yang dijual soalnya lilin untuk ibadah," paparnya.

Selama berjualan di Pasar Lama Widia mengaku tidak pernah bermasalah dengan pedagang lain, justru memilih menjalin kebersamaan di tengah persaingan menarik pelanggan untuk datang.

Ia pun memastikan akan meneruskan warisan usaha keluarganya itu hingga ke generasi selanjutnya anak dan cucu.

Menurut dia lokasi toko yang berada persis di depan Viahara Boen Tek Bio membuat pilihan membuka usaha ornamen Tionghoa tidak akan pernah habis ditelan oleh waktu.

Terkait dengan hasil penjualan, Widia tidak pernah memasang target yang tinggi. Ia berdagang hanya untuk melayani pembeli yang datang serta cukup untuk menghidupi keluarga makan sehari-hari.

"Kunci masih bisa bertahan sih cukup semangat aja jualannya terus, pokoknya mau dapet (penghasilan) dikit atau banyak ya jalanin saja, kan hari ini kita dapet dikit tapi besok bisa dapetnya lebih banyak lagi," ucapnya.

"Mungkin selama Boen Tek Bio masih ada toko akan terus buka, karena pembeli masih banyak sekalian mereka ibadah, apalagi belanjanya bisa on the spot, orang-orang yang jalan disini langsung masih sekalian lah orang belilah gitu ibaratnya," jelasnya. (m28)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved