Kesehatan

November Sudah Ada 3 Kasus Demam Berdarah, Musim Penghujan Kasus Bakal Terus Bertambah

Penulis: Gilbert Sem Sandro
Editor: Intan UngalingDian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan dr. Dini Anggraeni saat memberi keterangan.

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG -  Dinas Kesehatan Kota Tangerang memprediksi kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tangerang bakal terus bertambah.

Saat November 2021 ini sudah ada penambahan 3 kasus DBD.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Tangerang mencatat, kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) meningkat sejak September 2021.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni mengatakan, warga Kota Tangerang yang terserang DBD pada Oktober 2021 sebanyak 21 orang.

Namun, Dini Anggraeni tidak menyebutkan kasus demam berdarah yang mulai di Kota Tangerang, kata dini pada September 2021.

Baca juga: Selama Oktober 2021, Penderita Demam Berdarah Bertambah 82 Orang di Kabupaten Tangerang

Baca juga: Kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Tangsel Terus Meningkat 3 Bulan Terakhir

"Kasus DBD yang menyerang warga Kota Tangerang pada Oktober kemarin, ada 21 kasus," ujar Dini Anggraeni saat memberi keterangan kepada awak media, Rabu(17/11/2021).

Sedangkan kasus pada November ini, dia mencatat sudah ada 3 kasus demam berdarah.

"Untuk bulan ini, sekarang tercatat baru ada tiga orang yang dilaporkan terjangkit DBD ini," katanya lagi.

Dia memerkirakan, kasus DBD bisa terus bertambah pada November 2021 ini.

Pasalnya, saat ini telah masuk musim penghujan. Beberapa waktu terakhir curah hujan tinggi menyebabkan beberapa titik di Kota Tangerang terendam banjir.

"Ya mungkin saja bertambah, makanya harus kita antisipasi sejak sekarang ini," tuturnya.

Dini Anggraeni mengajak masyarakat Kota Tangerang agar saling bekerja sama untuk rutin membersihkan tempat sampah dan genangan air. 

Baca juga: Puskesmas Kota Tangerang Lakukan Pemeriksaan Jentik Nyamuk Cegah Demam Berdarah Dengue

Baca juga: Selama Perawatan, Pasien Demam Berdarah Dengue Dilarang Konsumsi 3 Jenis Makanan Ini

Selain itu, dia mengingatkan warga agar menjaga kebersihan di area lingkungan tempat tinggal. 

"Kalau punya bak mandi ya agar sering dibersihkan, karena bahaya nanti telur nyamuk sudah menjadi jentik, lalu gantungan baju juga jangan sampai ada, karena bikin nyamuk hinggap," ucapnya.

"Peran masyarakat untuk kasus ini yang paling utama adalah menjaga kebersihan."

"Makanya saya ingatkan agar saling bergotong royong menjaga kebersihan agar jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Dini Anggraeni.

Pemeriksaan jentik

Untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue, Puskesmas Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, melakukan cepat tanggap atas kasus  DBD.

Petugas Puskesmas Kunciran melakukan pemeriksaan jentik nyamuk setelah ditemukan ada warga yang menderita demam berdarah dengue.

Pemeriksaan jentik nyamuk demam berdarah itu dilakukan di sekitar rumah pasien DBD, Selasa (26/10/2021).

Kepala Puskesmas Kunciran Darsono menjelaskan, sikap tanggap petugas sesuai prosedur yang harus dilakukan yaitu penyelidikan epidemiologi.

Tujuannya, jangan sampai kasus DBD menjalar ke wilayah lainnya sehingga, pengecekan, sosialisasi prilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan pencegahan dilakukan sedini mungkin. 

“Hasil kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk demam berdarah dan malaria, karena banyak didapatkan ban bekas mobil yang dijadikan pot tanama," kata Darsono, Selasa (26/10/2021).

Baca juga: Selama Perawatan, Pasien Demam Berdarah Dengue Dilarang Konsumsi 3 Jenis Makanan Ini

Baca juga: Pasien Demam Berdarah di RSU Kota Tangsel Meningkat, Begini Cara Mencegah DBD

Menurut Darsono, ban bekas tersebut dikelilingi air yang tidak mengalir.

"Di sinilah petugas puskemas dan para kader untuk sosialisasi 3M ke masyarakat sekitar,” kata Darsono. 

Tiga M pencegahan DBD yakni  menguras, menutup, dan mengubur yang kemungkinan menjadi tempat air tergenang.

 "Genangan air di dalam ban bekas yang sekilas mungkin tampak kecil memang bisa jadi tempat ideal untuk nyamuk."

"Itulah kenapa kebersihan lingkungan jadi faktor penting mencegah penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk,” ucapnya.

Darsono menambahkan, temuan ini nantinya akan ditindaklanjuti atau dievaluasi.

Petugas kesehatan beberapa hari kedepan akan datang kembali untuk mengecek apakah pola hidup bersih warga sudah diperbaiki atau belum. 

"Karena, sikap malas ini tidak hanya merugikan diri sendiri atau keluarga. Tapi, ada potensi membahayakan orang lain di sekitar lokasi."

"Dengan itu menjadi tanggung jawab bersama,” kata Darsono.