Kegiatan pendidikan dilakukan melalui kegiatan MBKM berupa magang di dinas kesehatan, P2KB dan lainnya, serta kegiatan pengabdian berupa KKN, kegiatan penelitian dengan melakukan pengembangan produk makanan ataupun produk teknologi terkait stunting serta pengabdian masyarakat di DIY maupun daerah lokus stunting.
Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr., Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan upaya peningkatan pengetahuan dan pemahaman keluarga serta komunitas sangat penting dilakukan dalam upaya pencegahan stunting dan mempersiapkan anak Indonesia agar tumbuh optimal menjadi generasi maju.
"Kami melihat bahwa salah satu dari lima pilar Percepatan Penurunan Stunting menekankan tentang pentingnya peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat," ujar Prof Djagal.
Baca juga: Bayi Prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah Tingkatkan Risiko Stunting
Dengan demikian, peran masyarakat sangatlah penting, khususnya yang berperan sebagai kader posyandu dan tim pendamping keluarga untuk melakukan edukasi gizi pencegahan stunting di level keluarga dan masyarakat.
Selain itu, pendekatan pentahelix melalui kolaborasi dengan akademisi, bisnis, pemerintah, masyarakat dan media sebagai upaya sinergitas antar pemangku kepentingan merupakan kunci untuk pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.
Pendekatan inilah yang kami lakukan bersama Danone SN Indonesia, seluruh pihak yang berkontribusi dalam penyusunan buku, serta peran media untuk memberikan edukasi kepada sebanyak mungkin masyarakat agar permasalahan stunting di Indonesia dapat segera teratasi”
Baca juga: Menurunkan Angka Stunting Lewat Layanan PAUD yang Holistik
Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes., Ketua Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (PKGM, FK-KMK, UGM) menjelaskan, pentingnya peran keluarga dan komunitas dalam mendukung pencegahan serta penanganan stunting di Indonesia.
Ia menilai perlu adanya upaya untuk mendukung Kader Posyandu dan tim pendamping keluarga agar dapat melakukan edukasi gizi di level keluarga dan masyarakat, dengan dibekali media edukasi yang berisi informasi-informasi penting dan tepat terkait dengan pencegahan stunting serta informasi yang aplikatif khususnya terkait pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak.
Sebab, salah satu kunci dalam upaya mengatasi stunting umumnya adalah pemahaman yang cukup terkait perkembangan anak oleh orangtua, hingga pentingnya deteksi dini yang dilakukan oleh Kader Posyandu sebagai pendamping masyarakat.
Untuk itu disusun “Buku Seri Cegah Stunting” yang terdiri atas 4 seri yaitu Pengenalan untuk Keluarga dan Komunitas; Gizi untuk Ibu Hamil dan Menyusui; Menu Lokal untuk Anak Usia 6-11 Bulan; dan Menu Lokal untuk Anak Usia 1-5 Tahun.
Keempat seri buku ini juga dapat mudah dipahami, dimana bukan hanya memberi pemahaman tentang stunting dan dampaknya terhadap kesehatan masa depan anak, namun juga berisi tentang peran penting nutrisi serta menu makanan sehat dan seimbang dengan resep berbasis makanan lokal untuk anak pada periode 1000HPK.
Buku ini juga dilengkapi dengan lembar interaktif yang bersifat dua arah, sehingga akan lebih mudah diserap dan dimengerti oleh pembaca.
Baca juga: Program Calon Pengantin Kondisi Sehat Prima Cegah Stunting di Kabupaten Tangerang
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia menyatakan, pemberian edukasi secara terus-menerus dilakukan sebagai bentuk kontribusi Danone untuk menghadirkan nilai tambah bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam upaya mendukung pemerintah untuk memerangi angka stunting di Indonesia.
Keempat buku seri cegah stunting dapat diakses secara digital dan gratis oleh masyarakat di website Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia FK-KMK UGM (pkgm.fk.ugm.ac.id).
Sosialisasi Menu Cegah Stunting dengan bahan pangan lokal melalui kegiatan berupa workshop dan demo masak yang akan dilakukan di 9 provinsi yaitu Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Pada kegiatan tersebut PKGM akan bekerja sama dengan perguruan tinggi mitra di daerah secara hybrid.