Sang Ratu menghimpun para raja dan pangeran di bawah kendalinya mulai dari Sultan Johor, Sultan Aceh, Sultan Banten, Adipati Pajang, hingga Adipati Sumenep.
Pada pertemuan itu, Ratu Kalinyamat menjelaskan dobel target kerajaan yakni mengalahkan armada Portugis di Malaka dan memadamkan pemberontakan Arya Penangsang.
Pada akhir pentas, Ratu Kalinyamat menganugerahkan gelar Raja Pajang kepada Pangeran Hadiwijaya atas kesuksesannya.
Pada pagelaran Ketoprak Jurnalis ini, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) turut berpartisipasi sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya nusantara dan memperkenalkan kembali produk seni budaya Indonesia.
Dikutip dari Kompas.com, Ratu Kalinyamat memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya dalam melawan bangsa Portugis pada abad ke-16.
Saat itu, Portugis telah bercokol di Malaka, yang memicu perlawanan dari berbagai pihak.
Sebagai pemilik angkatan laut yang kuat, Ratu Kalinyamat pernah diminta oleh Raja Johor untuk membantu melawan Portugis pada 1550.
Ratu Kalinyamat pun mengabulkan permintaan itu dan mengirimkan armada berkekuatan 40 kapal dengan prajurit antara 4.000-5.000 orang.
Meski serangan itu gagal, semangat patriotisme Ratu Kalinyamat tidak langsung padam.
Pada Oktober 1574, Ratu Kalinyamat kembali mengirim armada laut yang kemudian merger dengan bala tentara dari Aceh.
Gabungan tentara Kalinyamat dan Aceh kemudian menggempur Portugis di Malaka.
Selain menyerang Portugis yang berada di seberang lautan, Ratu Kalinyamat juga menghadapi konflik di Jawa.
Sang Ratu harus memadamkan perang saudara dan mengalahkan Arya Penangsang yang telah membunuh Pangeran Kalinyamat secara kejam.
Saat Ratu Kalinyamat bersama bela tentaranya menyerang armada Portugis di Malaka, Pangeran Hadiwijaya dan Pangeran Sutawijaya mengejar Arya Penangsang sesuai titah Ratu Kalinyamat.