Rudi menjelaskan, bambu tersebut awalnya hanya dirancang sebagai elemen dekoratif untuk kolam kecil di samping rumah yang tengah direnovasi. Ia juga berencana membuat gazebo mini dan lukisan dinding sebagai bagian dari taman kecil yang artistik.
“Kalau pun ada warga yang tertarik dengan karya seninya, saya berharap masyarakat dapat menyikapinya secara logis dan tidak terbawa pada penafsiran mistis,” harap Rudi.
“Kalau karya seni lain mungkin cukup dipandang, dibilang bagus, lalu dilupakan. Tapi saya ingin karya saya dilihat, kemudian orang pulang dan berpikir,” tambahnya.
Rudi tidak bersedia menjelaskan bagaimana air itu bisa muncul. Menurutnya, itu adalah rahasia dari logika karyanya yang tak ingin diungkap ke publik.
“Saya tidak akan menjelaskan dari mana air itu berasal, karena ini hasil dari pemikiran logis saya. Mohon maaf, rahasianya tidak akan saya ungkap,” kata dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News