Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN

Kuasa Hukum Ungkap Kejanggalan yang Dilakukan Mohamad Ilham Pradipta 7 Hari Sebelum Ditemukan Tewas

Boyamin mengatakan, korban tampak menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan dalam menjalani aktivitas sehari-hari sebelum ditemukan tewas.

Editor: Joko Supriyanto
Istimewa
PEMBUNUHAN - Tangkapan layar rekaman kamera CCTV yang merekam momen Kepala Cabang Bank BUMN diculik sejumlah pria saat berada di Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Rabu (20/8/2025) sore. Korban yang dinyatakan hilang oleh pihak keluarga itu ditemukan tak bernyawa di Desa Cilangkara, Serang Baru, Cikarang, Kabupaten Bekasi pada Kamis (21/8/2025). 

TRIBUNTANGERANG.COM - Boyamin Saiman, kuasa hukum Kepala Cabang (Kacab) bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta, mengungkapkan beberapa kejanggalan yang terjadi tujuh hari sebelum penculikan yang mengakibatkan meninggal dunia.

Boyamin mengatakan, korban tampak menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Salah satu kejanggalan tersebut adalah kebiasaan korban yang tiba-tiba sering memarkirkan mobilnya di luar komplek perumahan tempat tinggalnya. Hal ini dinilai tidak biasa dan mencurigakan.

"Korban itu tampak tidak nyaman seminggu sebelumnya. Parkir mobil di luar kompleks, enggak pernah itu (sebelumnya). Jadi dititipkan ke satpam, jalan kaki sekitar 300-400 meter, di Tangerang Selatan," ujarnya, dikutip Jumat (19/9/2025).

Selain itu, Boyamin juga menyebutkan, ada seseorang yang terlihat memantau rumah korban di wilayah Bogor, Jawa Barat. 

Menurutnya, orang tersebut tampak sering berada di sekitar area rumah korban.

"Terus merokok, padahal seumur-umur dia enggak merokok. Terus itu dari sisi korban, sisi kejadian di lapangan, ada mobil yang memantau rumahnya yang di Bogor, sesuai KTP," kata dia.

Baca juga: Polisi Ungkap Fakta Baru Kondisi Kacab Bank Mohamad Ilham Pradipta Sebelum Ditemukan Tewas di Bekasi

Tak hanya itu, Boyamin juga mengungkapkan kantor tempat korban bekerja didatangi oleh seorang pria yang mengaku hendak mengurus kartu ATM. 

Namun, pria tersebut tidak membawa dokumen yang diperlukan dan memaksa untuk bertemu langsung dengan korban.

"Terus juga ada orang mendatangi kantor cabang (di) Cempaka Putih akan mengurus ATM, tapi enggak membawa KTP, rekening ditanya enggak punya," tutur Boyamin. 

"Tapi ujung-ujungnya meminta untuk bertemu pimpinan, kan berarti mau bertemu pimpinan kan, tapi kemudian tidak berhasil. Jadi, ini tidak random, tapi kami tidak ingin berbenturan dengan penyidik," sambungnya. (M31)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved