Bullying di SMPN 19 Tangsel

Jadi Korban Perundungan Teman Sebangku, Siswa SMPN 19 Tangsel Muhammad Hisyam Meninggal Dunia

Muhammad Hisyam, siswa SMP Negeri 19 Kota Tangerang Selatan yang diduga menjadi korban tindak kekerasan meninggal

|
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
MENINGGAL DUNIA- Suasana rumah duka Muhammad Hisyam siswa SMP Negeri 19 Kota Tangerang Selatan yang menjadi korban perundungan teman sekelasnya. Muhammad Hisyam meninggal dunia di rumah sakit setelah sepekan dirawat. (TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

Sebelumnya diberitakan, Seorang siswa SMPN 19 Kota Tangerang Selatan berinisial MH mengalami tindak kekerasan setelah kepalanya dijedotkan ke kursi besi oleh teman sebangkunya berinisial RI.

Kepala SMP Negeri di Tangsel, Frida Tesalonika mengatakan kejadian tersebut terjadi Senin, (20/10/2025) saat jam istirahat di dalam kelas.

"Kronologis kebetulan Senin, super visit kelas di kelas itu, tidak ada tanda. Kejadian di jam istirahat, menurut informasi anak dijedotin ke bangku," ujar Frida Tesalonik, Serpong, Tangsel, Selasa (11/11/2025).

Frida Tesalonik mengatakan saat kunjungan di jam pelajaran terakhir, pembelajaran berjalan dengan baik, inovatif, dan menyenangkan. 

Guru pengajar dinilai mempersiapkan pembelajaran dengan matang, menggunakan alat pendukung seperti proyektor, dan suasana kelas terlihat kondusif serta siswa tampak senang dan aktif. Tidak ada indikasi kejadian khusus pada waktu tersebut.

Beberapa saat kemudian, ia mendapat foto korban dalam kondisi bagian matanya tertutup akibat luka. 

"Saya mendapat foto ananda MH sudah tertutup matanya," ujar Frida.

Pada hari Rabu, lanjut Frida, orang tua korban datang ke sekolah untuk melakukan klarifikasi dan penyelesaian masalah. 

Ia segera menindaklanjuti dan memfasilitasi mediasi antara kedua belah pihak orang tua korban dan orang tua pelaku.

"Terjadilah kesepakatan kedua belah pihak, tertuang dalam surat pernyataan kesanggupan si orang tua pelaku untuk membiayai si korban, untuk mata dan kepala," ujar Frida.

Menurut Frida proses penyelesaian berjalan dengan baik, pihak sekolah telah melakukan mediasi dan memastikan tidak ada konflik lanjutan. 

Pada hari Kamis, Frida mengatakan wali kelas berkunjung ke rumah korban untuk menengok kondisi siswa yang sempat mengalami lemas pada tangan dan kaki. 

Dalam kunjungan tersebut, wali kelas membawa buah tangan sebagai bentuk empati dan dukungan. Saat itu, kondisi korban sudah membaik  matanya tidak lagi tertutup dan ia sudah dapat berinteraksi serta berbincang dengan baik.

Namun, beberapa waktu kemudian, pihak sekolah kembali menerima pesan dari keluarga korban melalui WhatsApp, yang menyampaikan adanya keluhan lanjutan terkait kejadian tersebut. 

"Akhirnya kami di Wa sekarang begini begini, kok jadi gini dari keluarga korban," pungkasnya. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved