Anak Buah Prabowo Mulai Menolak Budi Arie Merapat ke Gerindra, Takut Hanya jadi Perlindungan Politik

Anak buah Prabowo ternyata tidak semuanya setuju perihal kabar rencana Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi untuk bergabung ke Partai Gerindra.

Editor: Joko Supriyanto
(KOMPAS.com/Romensy Augustino)
BANTAH TERIMA UANG JUDOL- Menkop dan UKM Budi Arie saat diwawancarai setelah bertemu dengan Joko Widodo, Selasa (1/4/2025. Budi Arie membantah menerina uang judol. (KOMPAS.com/Romensy Augustino) 

Ringkasan Berita:
  • Sejumlah DPC Gerindra, termasuk dari Makassar, dan Semarang, secara terbuka menolak rencana Budi Arie Setiadi bergabung ke Partai Gerindra.
  • Para kader menilai niat Budi Arie lebih karena kepentingan pribadi, termasuk dugaan ingin mencari perlindungan politik
  • Meski penolakan muncul di akar rumput, elite partai seperti Ahmad Muzani menyebut Gerindra tetap terbuka bagi siapa pun yang memenuhi syarat keanggotaan.

 

TRIBUNTANGERANG.COM - Anak buah Prabowo Subianto ternyata tidak semuanya setuju perihal kabar rencana Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi untuk bergabung ke Partai Gerindra.

Hal ini tentu membuat jalan Budi Arie Setiadi untu bergabung dengan Prabowo sebagai Ketua Umum tak akan berjalan mulus.

Terbaru,  pengurus cabang Gerindra terang-terangan menolak eks pentolan relawan Joko Widodo itu gabung di Partai Gerindra

Dilansir dari Kompas.tv, setidaknya ada tiga Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra yang meminta DPP mempertimbangkan mantan Menteri Koprasi dan Komunikasi dan Informatika (Kominfo) itu menjadi anggota partai. 

DPC Gerindra Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut), menolak Budi karena berbagai pertimbangan.

Ketua DPC Gerindra Pematangsiantar, Gusmiyadi menilai rencana Budi Arie gabung ke Gerinra sebagai langkah pragmatis untuk melindungi dari potensi jeratan hukum, terkais kasus di Kominfo.

Diketahui nama Budi Arie masuk dalam surat dakwaan keempat terdakwa. Surat dakwaan yang dibacakan JPU dalam persidangan perkara pengamanan situs judol di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (14/5/2025) disebutkan ada jatah 50 persen untuk Budi Arie Setiadi saat menjabat sebagai Menkominfo. 

Selain itu, Gusmiyadi menilai Budi Arie juga dinilai bergabung karena ingin mendapat posisi penting dari Prabowo. 

"Langkah pragmatis tersebut dibaca sebagai sebuah cara untuk berlindung dari kasus hukum yang berpotensi melilit dirinya dan disisi lain Budi Arie juga tentu berharap masih bisa mendapat posisi penting dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo," ujar Gusmiyadi, Jumat (7/11/2025). 

Di sisi lain, Anggota DPRD Sumut ini jika Budi Arie bergabung, kepercayaan publik ke Prabowo dapat menurun karena Ketua Umum Gerindra itu dinilai sedang fokus dalam pemberantasan korupsi. 

Belum lagi klaim Budi Arie soal logo Projo yang bakal mengganti logo hingga menyanggah jika Projo merupakan singkatan dari Pro Jokowi merupakan langkah tidak etis.

"Baru-baru ini klaim Budi Arie soal arti nama Projo dan kaitannya dengan logo wajah Jokowi juga dinilai sebagai langkah tidak beradab dalam memainkan catur politik. Sanggahan Budie Arie selama ini Projo bukan singkatan Pro Jokowi tapi berati rakyat dan negeri merupakan langkah zig zag yang tidak pantas."

"Simpelnya publik menilai Budi Arie ingin cari aman mencari suaka politik dan menjaga peluang mendapatkan kekuasaan dimasa kepemimpinan Prabowo sebaga Presiden," tutupnya. 

Baca juga: Projo Pilih Budi Arie Setiadi Jadi Ketua Umum Lagi, Kini Dukung Pemerintahan Prabowo

Penolakan dari DPC Makassar 

Selain DPC Gerindra Pematangsiantar, DPC Gerindra Kota Makassar dengan tegas menyatakan penolakan terhadap rencana bergabungnya figur relawan Jokowi itu. 

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved