Anak Buah Prabowo Mulai Menolak Budi Arie Merapat ke Gerindra, Takut Hanya jadi Perlindungan Politik
Anak buah Prabowo ternyata tidak semuanya setuju perihal kabar rencana Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi untuk bergabung ke Partai Gerindra.
Ringkasan Berita:
- Sejumlah DPC Gerindra, termasuk dari Makassar, dan Semarang, secara terbuka menolak rencana Budi Arie Setiadi bergabung ke Partai Gerindra.
- Para kader menilai niat Budi Arie lebih karena kepentingan pribadi, termasuk dugaan ingin mencari perlindungan politik
- Meski penolakan muncul di akar rumput, elite partai seperti Ahmad Muzani menyebut Gerindra tetap terbuka bagi siapa pun yang memenuhi syarat keanggotaan.
TRIBUNTANGERANG.COM - Anak buah Prabowo Subianto ternyata tidak semuanya setuju perihal kabar rencana Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi untuk bergabung ke Partai Gerindra.
Hal ini tentu membuat jalan Budi Arie Setiadi untu bergabung dengan Prabowo sebagai Ketua Umum tak akan berjalan mulus.
Terbaru, pengurus cabang Gerindra terang-terangan menolak eks pentolan relawan Joko Widodo itu gabung di Partai Gerindra
Dilansir dari Kompas.tv, setidaknya ada tiga Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra yang meminta DPP mempertimbangkan mantan Menteri Koprasi dan Komunikasi dan Informatika (Kominfo) itu menjadi anggota partai.
DPC Gerindra Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut), menolak Budi karena berbagai pertimbangan.
Ketua DPC Gerindra Pematangsiantar, Gusmiyadi menilai rencana Budi Arie gabung ke Gerinra sebagai langkah pragmatis untuk melindungi dari potensi jeratan hukum, terkais kasus di Kominfo.
Diketahui nama Budi Arie masuk dalam surat dakwaan keempat terdakwa. Surat dakwaan yang dibacakan JPU dalam persidangan perkara pengamanan situs judol di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (14/5/2025) disebutkan ada jatah 50 persen untuk Budi Arie Setiadi saat menjabat sebagai Menkominfo.
Selain itu, Gusmiyadi menilai Budi Arie juga dinilai bergabung karena ingin mendapat posisi penting dari Prabowo.
"Langkah pragmatis tersebut dibaca sebagai sebuah cara untuk berlindung dari kasus hukum yang berpotensi melilit dirinya dan disisi lain Budi Arie juga tentu berharap masih bisa mendapat posisi penting dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo," ujar Gusmiyadi, Jumat (7/11/2025).
Di sisi lain, Anggota DPRD Sumut ini jika Budi Arie bergabung, kepercayaan publik ke Prabowo dapat menurun karena Ketua Umum Gerindra itu dinilai sedang fokus dalam pemberantasan korupsi.
Belum lagi klaim Budi Arie soal logo Projo yang bakal mengganti logo hingga menyanggah jika Projo merupakan singkatan dari Pro Jokowi merupakan langkah tidak etis.
"Baru-baru ini klaim Budi Arie soal arti nama Projo dan kaitannya dengan logo wajah Jokowi juga dinilai sebagai langkah tidak beradab dalam memainkan catur politik. Sanggahan Budie Arie selama ini Projo bukan singkatan Pro Jokowi tapi berati rakyat dan negeri merupakan langkah zig zag yang tidak pantas."
"Simpelnya publik menilai Budi Arie ingin cari aman mencari suaka politik dan menjaga peluang mendapatkan kekuasaan dimasa kepemimpinan Prabowo sebaga Presiden," tutupnya.
Baca juga: Projo Pilih Budi Arie Setiadi Jadi Ketua Umum Lagi, Kini Dukung Pemerintahan Prabowo
Penolakan dari DPC Makassar
Selain DPC Gerindra Pematangsiantar, DPC Gerindra Kota Makassar dengan tegas menyatakan penolakan terhadap rencana bergabungnya figur relawan Jokowi itu.
Penolakan ini dipicu kekhawatiran serius akan terganggunya konsistensi arah perjuangan dan keharmonisan internal partai di Ibu Kota Sulawesi Selatan itu.
Ketua DPC Gerindra Kota Makassar, Eric Horas menegaskan, Partai Gerindra terbuka untuk siapa saja yang memenuhi syarat umum serta memahami arah perjuangan partai.
Menurutnya, menjadi bagian dari Gerindra membutuhkan komitmen yang jauh melampaui latar belakang dukungan terhadap figur tertentu di masa lalu.
"Kami ingin memastikan bahwa siapa pun yang masuk ke Gerindra bukan hanya karena momentum politik, tetapi karena memiliki komitmen jangka panjang terhadap cita-cita perjuangan partai," ujarnya
Penolakan dari DPC Semarang
Ketua DPC Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso menjelaskan rencana Budi Arie bergabung ke Gerindra menjadi pembahasan internal.
Menurutnya, kader di tingkat bawah tidak ingin Gerindra dijadikan "tameng politik" oleh eks relawan tim pemenangan Joko Widodo pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 itu.
"Kita menyoroti berkait dengan isu mau masuknya Budi Arie ke Partai Gerindra. Jangan sampai Gerindra menjadi pelindung politik," ujar Joko, dikutip dari Kompas.com, Jumat (7/11/2025).
Meski memberi catatan, Joko menegaskan Gerindra tetap merupakan partai yang terbuka bagi siapa pun.
"Siapa pun berhak bergabung sepanjang satu visi memperjuangkan kemaslahatan masyarakat, bangsa dan negara," ujarnya.
Baca juga: Respons Sufmi Dasco Soal Isu Budi Arie Setiadi Merapat ke Partai Gerindra
Prabowo belum tahu
Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani awalnya merespons keinginan bergabung Budi Arie.
Muzani yang juga Wakil Ketua MPR RI itu mengatakan keinginan Budi Arie gabung Partai Gerindra belum diketahui oleh Prabowo Subianto.
Ia menambahkan bahwa sejauh ini, dirinya belum bertemu dengan Prabowo untuk membahas hal tersebut.
"Belum. Saya belum ketemu presiden sejak ada berita ini," kata Muzani saat ditemui awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Meski demikian, siapapun berhak gabung Partai Gerindra asalkan memenuhi syarat yang ditetapkan internal partai.
"Pada prinsipnya Partai Gerindra itu partai terbuka. Partai yang menerima keanggotaan dari mana saja. Yang penting satu, sudah berumur 17 tahun ke atas atau sudah menikah, yang kedua dia WNI," kata
Setiap pihak yang sudah memiliki persyaratan tersebut maka syarat untuk gabung Partai Gerindra sudah terpenuhi, termasuk untuk seorang Budi Arie.
"Memenuhi dia syarat itu, saya kira kami bisa menerima siapa saja dari mana saja. Apalagi seorang Budi Arie yang saya kira kita semua sudah tau semua," tutur dia.
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
| Daftar 10 Nama yang Dilantik Prabowo Menjadi Ketua dan Anggota Komisi Reformasi Polri |
|
|---|
| Prabowo Janji Tanggung Jawab Proyek Whoosh, Dokter Tifa Ingatkan Bos Termul: Jangan Happy Dulu |
|
|---|
| Presiden Prabowo Minta Polemik Kereta Cepat Whoosh Tak Perlu Diributin: Saya Tanggung Jawab |
|
|---|
| Sosok Ignasius Jonan, Eks Menhub yang Tolak Proyek Whoosh, Siap Jadi Menteri Bila Ditunjuk Prabowo |
|
|---|
| Prabowo Undang Eks Dirut KAI Ignasius Jonan ke Istana, Bahas Utang Raksasa Kereta Cepat? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/Budi-Arie-Setiadi3.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.