KISAH Juragan Becak Kayuh di Tangerang, Tak Patok Jumlah Setoran, Tinggal di Gubuk Dekat Parit

Tak banyak penghasilan yang bisa diharapkan dari profesi tukang becak. Terkadang, untuk memenuhi kebutuhan makan pun susah.

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Yaspen Martinus
WARTA KOTA/RAFSANZANI SIMANJORANG
Ajo Beca, pemilik 15 becak kayuh yang disewakan. 

Yahya, rela menempuh jarak becak puluhan kilometer, demi menafkahi keluarganya.

Yahya, biasa mangkal di Pasar Anyar, Kota Tangerang.

Pria kelahiran Karawang, Bekasi tahun 1968 ini, rela berangkat subuh dari rumahnya di Kampung Melayu, Jakarta Timur, demi mencari rezeki di Kota Tangerang.

Baca juga: ISU Reshuffle Kabinet Berembus Lagi, Enam Menteri Ini Dinilai Layak Diganti

Pekerjaan itu sangat menguras tenaga dan fisik. Namun, demi istri dan empat buah hatinya, hal itu setiap pagi ia lakukan.

Tak jauh berbeda dari tukang becak lainnya, Yahya mengaku hanya bisa bersabar dengan pandemi Covid-19 yang membuat pendapatannya anjlok.

"Sebelum pandemi lalu, uang Rp 100.000 masih bisa saya bawa pulang."

Baca juga: Tak Bahas Capres dengan Gerindra, Sekjen PDIP: Karena untuk Jadi Pemimpin Ada Campur Tangan Tuhan

"Kalau sekarang, boro-boro biaya sekolah anak, untuk makan saja susah," ungkapnya kepada TribunTangerang, saat ditemui tak jauh dari Stadion Benteng Taruna, Kota Tangerang, Selasa (24/8/2021).

Yahya berkisah, rata-rata per hari dirinya hanya mampu mengumpulkan uang sekira Rp 30.000.

Uang tersebut pun belum termasuk biaya makan dan ongkos saat naik angkot ke Jakarta.

Baca juga: Hampir Suntikkan 100 Juta Dosis, Menkes Yakin Vaksinasi Covid-19 Indonesia Bisa Susul Inggris-Turki

Tak jarang ia berusaha seirit mungkin agar tetap bisa membawa uang yang tak seberapa ke rumah.

Terkadang, ia menunggu sampai malam hanya untuk mendapat penumpang.

Baginya, asalkan ada uang yang bisa dibawa pulang.

Baca juga: 80,7 Juta Vaksin Covid-19 Tiba Bulan Depan, Cukup untuk Suntik 2 Juta Orang per Hari

"Untungnya anak saya tiga sudah lulus SMK, satu sudah kerja, dua lagi mencari kerja."

"Sisa satu lagi nih, yang masih sekolah dasar, kelas V," sambungnya.

Demi bertahan hidup, selain mengirit semua kebutuhan, untuk keperluan beli beras, ia terbantu pula dari penghasilan anak pertama.

Baca juga: Belum Semua Buruh Divaksin Covid-19, KSPI Tolak Pabrik Beroperasi Penuh Tanpa Pembatasan

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved