KISAH Juragan Becak Kayuh di Tangerang, Tak Patok Jumlah Setoran, Tinggal di Gubuk Dekat Parit
Tak banyak penghasilan yang bisa diharapkan dari profesi tukang becak. Terkadang, untuk memenuhi kebutuhan makan pun susah.
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Yaspen Martinus
Meski hanya serba seadanya, ia enggan berputus asa.
Pernah satu waktu, ia dan istri terpaksa menjual anting anaknya hanya untuk memperbaiki mesin pompa air di rumahnya.
"Air kan penting ya, buat mandi dan kebutuhan lainnya."
Baca juga: Warna Dasar TNKB Bakal Diubah Jadi Putih, Tilang Pakai Kamera ETLE Bakal Lebih Mudah
"Jadi itu satu-satunya anting anak yang dipunya terpaksa dijual," bebernya.
Yahya mengaku belum mendapat bantuan sosial sejak tinggal di Kampung Melayu.
Ia hanya mendapat bantuan dari para dermawan yang kerap melintas dan membagikan sembako kepada tukang becak, termasuk dirinya.
Baca juga: Luhut: Beberapa Hari ke Depan Tren Kasus Positif Covid-19 dan Kematian Bakal Naik
Ia pun berharap agar kondisi segera berubah, aktivitas warga bisa normal lagi, sehingga pendapatannya bisa kembali seperti dulu kala. (*)