Setelah Viral, Kini KPI Berhentikan 7 Pegawai yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual dan Perundungan
Padahal korban, MS sudah mengalami perundungan dan pelecehan seksual bertahun-tahun dan pernah melaporkannya.
Penulis: Muhamad Fajar Riyandanu | Editor: Mohamad Yusuf
Bahkan MS mengaku dirinya juga menjadi korban pelecehan oleh rekan kerja di KPI Pusat yang mencoret buah zakarnya menggunakan spidol.
Pengakuan MS itu disebar melalui aplikasi pesan WhatsApp pada Rabu (1/9/2021).
Baca juga: Bagaimana Nasib Peserta Tes SKD CPNS 2021 di Jawa-Madura-Bali yang Belum Vaksin? Ini Solusinya
Baca juga: VIRAL, Ojol Antar Pesanan Obat Naik Sepeda Sejauh 15 Km karena Tak Punya Motor, Begini Kisahnya
Baca juga: Lokasi Tes PCR di Tangerang Selatan yang Sudah Sesuai Harga Keputusan Pemerintah
"Yang Terhormat Presiden Joko Widodo, saya seorang Pria, berinisial MS, hanya ingin mencari nafkah di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI Pusat), saya hanya ingin bekerja dengan benar, menunaikan tugas dari pimpinan, lalu menerima gaji sebagai hak saya, dan membeli susu bagi anak semata wayang saya," tulis MS.
Sepanjang 2012-2014, MS mengaku selama 2 tahun di-bully dan dipaksa untuk membelikan makan bagi rekan kerja senior.
Mereka bersama sama mengintimidasi yang membuat dirinya tak berdaya.
Padahal kedudukannya setara dan bukan tugasnya untuk melayani rekan kerja.
Tapi mereka secara bersama sama merendahkan dan menindas saya layaknya budak pesuruh.
"Sejak awal saya kerja di KPI Pusat pada 2011, sudah tak terhitung berapa kali mereka melecehkan, memukul, memaki, dan merundung tanpa bisa saya lawan. Saya sendiri dan mereka banyak. Perendahan martabat saya dilakukan terus menerus dan berulang ulang sehingga saya tertekan dan hancur pelan pelan," katanya.
"Tahun 2015, mereka beramai ramai memegangi kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting, melecehkan saya dengan mencorat-coret buah zakar saya memakai spidol. Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi. Kok bisa pelecehan jahat macam begini terjadi di KPI Pusat? Sindikat macam apa pelakunya?" tambahnya.
Bahkan, lanjut MS mereka mendokumentasikan kelaminnya dan membuat dirinya tak berdaya melawan mereka setelah tragedi itu.
Pelecehan seksual dan perundungan tersebut mengubah pola mentalnya, menjadikannya stres dan merasa hina.
Dirinya mengaku trauma berat, tapi mau tak mau harus bertahan demi mencari nafkah.
"Harus begini bangetkah dunia kerja di KPI? Di Jakarta? Kadang di tengah malam, saya teriak teriak sendiri seperti orang gila. Penelanjangan dan pelecehan itu begitu membekas, diriku tak sama lagi usai kejadian itu, rasanya saya tidak ada harganya lagi sebagai manusia, sebagai pria, sebagai suami, sebagai kepala rumah tangga. Mereka berhasil meruntuhkan kepercayaan diri saya sebagai manusia," katanya.
Ia mengaku tidak tahu apakah para pria peleceh itu mendapat kepuasan seksual saat beramai ramai menelanjangi dan memegangi kemaluan dirinya.
MS mengaku kalah dan tak bisa melawan.
Ia pun bertahan di KPI demi gaji untuk istri, ibu, dan anaknya tercinta.